Berita-2-(3)JAKARTA, Today – Perlam­batan pertumbuhan kredit perbankan akibat pelemahan ekonomi nasional dan global sepertinya tidak berefek pada Citibank Indonesia. Hal ini lantaran penyaluran kredit lini bisnis konsumer bank asal Amerika ini masih tumbuh di level 40% per akhir September 2015. Angka ini jauh di atas tar­get perseroan.

Managing Director Con­sumer Business Citibank Indonesia, Lauren K. Su­listyawati mengatakan pihaknya berhasil membuku­kan pertumbuhan positif di tengah penurunan daya beli yang terjadi di masyarakat. Bisnis ritel seperti kartu kredit, ready credit dan Ci­tigold masih menjadi peno­pang utama pertumbuhan kredit segmen konsumer di perseroan.

Dikatakannya, produk ready credit yang dikembang­kan Citibank Indonesia men­jadi penopang pertumbuhan terbesar di kredit segmen kon­sumer. “Sampai September, kredit segmen konsumer naik karena kami mengembangkan ready credit yang merupakan loan produk baru Citibank In­donesia. Pertumbuhan tinggi memang terjadi tahun 2015 ini, menyumbang pertumbuhan consumer loan hingga 40% dan akan diteruskan hingga akhir tahun 2015,” katanya.

Pertumbuhan kredit kon­sumer sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan naik hingga 50%. Menurutnya, sam­pai akhir tahun ready credit masih akan menyumbang per­tumbuhan yang lebih besar dibanding kartu kredit untuk segmen konsumer. Per akhir triwulan III-2015, Citibank In­donesua membukukan pen­yaluran kredit segmen kon­sumer mencapai Rp 11 triliun.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling, Selasa 23 April 2024 di Kota Bogor

Sementara itu, pertumbu­han bisnis kartu kredit diakui Lauren masih melambat. Men­urutnya, sepanjang sisa semes­ter II tahun bershio kambing kayu ini, pertumbuhan kartu kredit akan sama dengan se­mester I-2015 kemarin. Menu­rutnya, secara tahunan bisnis kartu kredit sepanjang tahun 2015 masih mengalami perlam­batan dibanding tahun 2014 kemarin.

Meski demikian, kata Lau­ren, permintaan kartu kredit baru di tahun 2015 justru lebih menggeliat dibanding 2014 kemarin. Ini terlihat dari per­mintaan kartu kredit baru mencapai 4.000 kartu setiap bulannya tahun ini.

Sedangkan permintaan kar­tu kredit baru Citibank Indone­sia pada 2014 lalu hanya 1.000 kartu setiap bulannya. Jika dihitung sampai dengan akhir Oktober 2015, artinya Citibank Indonesia telah mengedarkan 40.000 kartu kredit baru.

Pertumbuhan kredit kon­sumer yang tinggi ini, masih diimbangi dengan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit konsumer perseroan yang masih berada di level 4% per September 2015.

BACA JUGA :  Modus Sembuhkan Kesurupan, Guru Silat di Sampang Cabuli Muridnya

Sedangkan untuk volume kartu kredit berkisar antara Rp 2,5 triliun sampai Rp 2,8 triliun per bulan. Lauren berharap, pada akhir tahun mendatang, volume transaksi bisa menca­pai batas tertinggi yaitu Rp 2,8 triliun.

Lebih lanjut Lauren menam­bahkan, nasabah citigold per September mencapai 25.000 nasabah, dengan minimum simpanan sebesar Rp 500 juta. Angka ini menyumbang 80% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil di­kumpulkan perseroan sampai dengan triwulan III-2015 yang sebesar US$ 1 miliar.

Lini bisnis konsumer Citi­bank Indonesia berkontribusi sebanyak 50% dari total bisnis perseroan. Itu berarti menjadi fifty-fifty dengan lini usaha cor­porate banking. Nasabah high end ini sebagian besar dilayani oleh Citi Smart Branch yang hingga Oktober 2015 telah tersebar di empat lokasi den­gan capital expenditure men­capai US$ 1 juta untuk setiap cabangnya.

(Adil | net)

============================================================
============================================================
============================================================