BERDASARKAN data Mabes Polri mengenai hasil riset atas anggotanya, satuan reserse dan Polantas cenderung mengalami stres lebih cepat ketimbang satuan tugas lainnya.
YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]
Memang masalah tugas kepolisian satu tugas yang mengundang stres. Ada satu penelÂitian polisi lalu lintas dan anggota serse yang dilakukan tes psikologi, hasilnya sangat menÂcengangkan 80% dari mereka menÂgalami stres karena beban tugas,†ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/11/2015).
Oleh karena itu dalam melakuÂkan seleksi terhadap anggota PolÂri. Pihaknya telah melakukan tes psikologi untuk mengurangi perisÂtiwa tersebut.
“Kitapun telah meminta untuk setiap atasannya terbuka dengan anak buahnya, sehingga jika terjadi permasalahan bisa dilayani. Masa sama orang lain bisa tetapi dengan anak buah sendiri kurang terlayani. Kalau di sini khususnya hari Rabu anggota kita kumpulkan untuk memÂbuka uneg-unegnya, akan tetapi kembali lagi kepada sifat dan sikap anggotanya ada juga yang tidak mau bercerita bisa berbicara langsung dengan pimpinannya. Tugas Polri berat ditambah lagi beban pribadi sehingga cukup berat,†paparnya.
Anton mengatakan Mabes Polri sendiri telah mengetatkan peminjaÂman atau penggunaan senjata api. Pihaknya tak sembarang memberiÂkan anggotanya senjata api. “Kita melihat dari beban tugas yang diÂberikan kelakuan baik yang bersangÂkutan, selama ini kita akui masih suka kecolongan sehingga kalau ada saran atau masukan bagaimana anggota kami agar tidak bunuh diri silahkan. Kami sudah memperbaiki sistem yang ada,†tandasnya.
Langkah Polri ini dilakukan terkait kasus bunuh diri yang dialami Kanit Lantas Polsek Cipondoh Iptu Budi Riyono. Budi ditemukan pada Sabtu (31/10) pukul 07.00 WIB pagi di rumah selingkuhannya di PeruÂmahan Griya Kenangan, Cipondoh, Kota Tangerang. Korban ditemukan dalam posisi memegang senjata api jenis Revolver kaliber 38 mm di tangan kanannya.
Atas hal itu, Polri akan mengamÂbil langkah agar kejadian serupa tidak terulang lagi. “Kita akan memÂperketat kembali pengunaan senpi bagi anggota,†kata Anton.
Polri juga akan mengambil langÂkah pencegahan secara internal yaitu berupa pimpinan yang lebih peduli dan memperhatikan anggotanya.
“Pimpinan akan lebih ‘open’ dengan bawahannya, kalau ada masalah, pimpinan lebih peduli,†ujar Anton.
Anton menuturkan, langkah penguatan mental juga akan diinÂtensifkan dalam kegiatan yang disÂebut dengan Jam Komandan. “Jam Komandan itu setiap hari Rabu, kaÂdang ada anggota yang tidak hadir karena sedang tugas lapangan seperti Lantas,†papar Anton.
Menurut Anton, tugas anggota Polri memang cukup berat. Sebab selain beban dinas, juga ada masalah pribadi yang dihadapi anggota. “SurÂvei menunjukkan anggota Lantas di Jakarta mengalami tingkat stres yang cukup tinggi,†imbuhnya. (/net)