Kepala kru Tim Red Bull Racing, Christian Horner menyatakan bahwa timnya terancam tiak bisa mengikuti tes pra-musim 2016 meski seri Formula One (F1) musim ini belum usai.
Oleh : IMAM BACHTIAR
[email protected]
Hal tersebut bisa saja terjadi lantaÂran Red Bull belum mendapat kesepakÂatan mesin dengan pihak lain.
Untuk musim balap 2016, Red Bull belum mendapatkan mesin setelah pemutusan kontrak denÂgan Renault dan ditolak Mercedes dan Ferrari. S
ementara, kesepakatan denÂgan Honda juga belum menenui titik terang karena diganggu oleh McLaren.
Bukan hanya terancam abÂsen di pra-musim pertama, Red Bull juga terancam dicoret dari F1 jika gagal mendapatkan mesin yang kompetitif.
Namun Horner percaya, seirÂing berjalannya waktu, Red Bull bisa mendapatkan mesin sebeÂlum pra-musim pertama pada Februari 2016.
“Saat ini, kami berada disituÂasi yang sulit jelas tes pertama. Tim di Milton Keynes menunjukÂkan kemampuan mereka untuk bekerja dengan tenggat waktu yang ketat. Dan saya yakin, kami mampu memenuhi target apa pun yang diperlukan,†ujar Horner, seperti beritakan Crash, Selasa (3/11/2015).
“Kami bekerja keras untuk menemukan solusi dan di beÂlakang layar, ada banyak orang yang membantu kami menemuÂkan solusi,†tambahnya.
Sementara itu, meski Red Bull mengaku tidak menyesal telah memutuskan kerja sama dengan Renault secara sepihak. Dan hal tu pun tak pelak menimbulkan kritik terhadap dirinya dan tim.
“Saya pikir hal yangmemÂbuat frustrasi adalah, Anda harus mengerti sejarah, latar belakang, dan keadaan. Jadi dengan selalu melihat ke belakang dan menÂgatakan ini itu, tapi Anda tahu, ada hal lain yang harus dibicaraÂkan kedua belah pihak. Banyak fokus yang ditempatkan pada apa yang dikatakan Red Bull, tapi itu bukan satu arah,†tutupnya.
Red Bull Tak Dijual
Bos Red Bull, Dietrich MaÂteschitz, mengaku dirinya sama sekali tidak berpikiran menjual tim balap berlogo dua banteng merah kekar itu pada siapapun.
Meskipun saat ini Tim Red Bull Racing (RBR) belum menÂemukan pemasok mesin baru, ia yakin RBR menemukan pemasok yang tepat sesegera mungkin.
RBR dan Renault berhasil memenangkan empat kejuaraan konstruktor dan driver secara berturut-turut, namun hubunÂgan mereka menjadi keruh beÂberapa waktu lalu.
Hal tersebut disebabkan denÂgan kegagalan mesin baru cipÂtaan Renault yang tidak mampu mengimbangi para kompetiÂtornya.
Sejak saat itu Tim RBR keÂhilangan kepercayaannya dengan Renault dan berakhir pada pemuÂtusan kontrak.
Hingga saat ini Tim Red Bull dan anak Timnya, Toro Rosso belum menemukan pemasok meÂsin yang baru. Mengingat Ferrari, Mercedes dan Honda menolak untuk menjadi supplier mereka.
Banyak pendapat meÂnyatakan nasib Tim RBR tertoÂlong apabila mengikuti sistem Tim Lotus dengan menjual saham mayoritasnya kepada Renault.
Akan tetapi pemilik Tim RBR, Dietrich Mateschitz, tidak berÂpikir dan menolak menjual TimÂnya kepada siapapun.
Mateschitz juga menolak kerja sama kembali dengan ReÂnault. Ia akan tetap bersama Renault untuk menghabiskan kontraknya selama satu musim, setelah itu RBR beralih dengan mesin independen.
Ia juga yakin segera mendapatkan pemasok mesin baru sekitar dua atau tiga minggu kedepan.
“Kami telah membatalkan kontrak dengan Renault karena kami tidak mendapatkan mesin kompetitif dari Renault,†ujar MaÂteschitz, seperti dilansir GrandÂprixtimes, Rabu (4/11/2015). (*)