Praktik penambangan liar di Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) PT Antam Tbk, Pongkor masih terjadi.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Terbukti dengan ditangÂkapnya dua gurandil, Mirhan bin Arji (45) dan Mamat bin Dul Rohman di Lubang Nangka, Blok Ciseuseuh, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kamis (5/11/2015) lalu.
Penangkapan dilakukan tim penÂgamanan yang terdiri dari Brimob dan Pam Swakelola PT Antam dibanÂtu personel Polsek Nanggung setelah ada gurandil menyusup ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Saat pengecekan, diduga masih ada 40 gurandil didalam lubang itu, namun berhasil lolos lantaran banÂyak akses keluar-masuk di dalam tambang emas. Dan hanya berhasil mengamankan dua gurandil untuk diserahkan ke Polsek Nanggung.
“Baru subuh tadi kami serahkan dua gurandil ini kami serahkan ke Polsek Nanggung setelah diamankan oleh Pam Swakelola kami. Saat penÂangkapan, keduanya sedang menÂcari bijih emas di lubang itu,†kata Humas Antam Pongkor, Bagus PurÂbananda, Jumat (6/11/2015).
Saat diinterogasi, kedua pelaku yang merupakan warga Kampung Sawah RT01/04, Desa Sukaluyu, KeÂcamatan Nanggung itu sedang menÂcari bahan baku emas.
Masih adanya aktivitas penamÂbangan ilegal di kawasan Gunung Pongkor, pihaknya terus melakukan patroli secara rutin terutama di titik yang menjadi akses keluar masuk para penambang emas liar itu.
Bagus mengakui, masih adanya penambang liar yang melakukan akÂtivitas di kawasan PT Antam, pasca penertiban lubang dan bangunan liar oleh ribuan personel gabungan, bahkan belasan gurandil sempat terÂtimbun longsor dalam lubang tamÂbang baru-baru ini.
Hal itu, kata Bagus, karena sangat banyak akses perkampungan untuk menuju UBPE Antam Pongkor meski sudah dijaga beberapa personel.
“Jadi kan dibawah tanah itu lubangÂnya bercabang-cabang, nah dari situ ada lubang yang dibuat warga untuk masuk ke UBPE kami,†lanjutnya.
“Dugaan kami, ada 40 orang yang masih melakukan penambanÂgan ilegal di kawasan Gunung PongÂkor saat penangkapan dua orang itu,†ucap dia.
Sementara itu, Kapolsek NangÂgung AKP I Nyoman mengatakan dua pelaku gurandil sudah diamankan di Mapolsek Nanggung.
“Sudah kami amankan. Namun, kasus ini dilimpahkan ke Polres BoÂgor termasuk kedua pelaku diserahÂkan ke sana,†ujarnya.
Sementara Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto belum bisa dimintai keterangan terkait hal ini. Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita PuspiÂtalena belum menerima laporan dari Satreskrim terkait adanya penangkaÂpan ini. “Saya belum dapat informasi apa-apa soal ini,†kata Ita.
40 Personel Mandul
Kapolda Jawa Barat (Jabar), Irjen Pol Moechgiyarto mendukung penuh upaya pengamanan ini. Menurutnya, penambahan personel kepolisian penting pasca penertiban besar-besaran beberapa bulan lalu, masih saja ada gurandil yang masuk yang diduga dibekingi oknum pejabat.
“Karena praktik pencurian emas terus terjadi, makanya Polres Bogor bisa menambah jumlah personel unÂtuk pengamanan. Kalau jumlahnya tergantung Polres Bogor,†kata Irjen Moechgiyarto.
Kapolda juga mendesak Polres Bogor agar tidak hanya menindak guÂrandil, namun juga membasmi bos para gurandil. “Siapapun bosnya harus diusut tuntas. Karena ini sudah merugiÂkan negara dan lingkungan,†tegasnya.
Sementara Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto menjelaskan, 40 perÂsonel Polres Bogor untuk membantu pengamanan dari Brimob Polda Jabar yang juga berjumlah 40 personel.
Jumlah 40 personel Polres Bogor ini, kata Suyudi, ditempatkan di Pos Pasir Jawa, Cepu, Butak, Ciurug atau Longsoran dan Pasir Pasang.
“Pengamanan ini bersifat insidentil karena aksi gurandil membahayakan diri mereka sendiri karena penambanÂgannya tidak sesuai prosedural,†kata mantan Kapolres Majalengka ini.
Menurutnya, mencegah penamÂbangan liar lebih baik. “Kami sudah melakukan upaya preventif dan perÂsuasif supaya warga tidak lagi meÂnambang emas secara tradisional,†pungkasnya. (*)