Oleh: GURGUR MANURUNG
Praktisi Lingkungan, Alumnus Pascasarjana IPB Bogor. Bekerja di Surya Research and Education (SURE Indonesia)
Sebenarnya, ketika pemimpin salah mengambil kebijakan dampaknya tak terhingga (unlimited). Alih fungsi lahan misalnya, tidak mungkin laÂhan yang telah dieksploitasi dapat dikembalikan fungsinya kepada semula.
Sawah-sawah subur yang beralih fungsi menjadi perumahan atau industrialisasi teramat suÂlit dikembalikan menjadi sawah lagi. Minimal fungsi lahan ketika dikembalikan pun telah tereduksi fungsinya.
Demikian juga untuk pendiÂdikan, program pendidikan yang benar akan menghasilkan maÂsyarakat cerdas puluhan tahun bahkan berdampak untuk ratusan tahun yang akan datang.
Dalam tulisan ini ada dua dampak penting jika dalam PemiÂlukada serentak nanti rakyat salah memilih yaitu: Pertama, bidang Pendidikan. Pendidikan merupakÂan pondasi dasar untuk membanÂgun sebuah peradaban bangsa.
Jika program pendidikan seÂlama 5 tahun kepemimpinan salah kaprah maka kebodohan masyaraÂkat di daerah itu akan berkelanjuÂtan. Sebaliknya, ponÂdasi pendidikan yang benar akan menghasilkan masyarakat yang cerdas dimasa yang akan datang.
Kita harus menyadari proÂgram pendidikan sekarang tidak langsung terasa lima tahun, tetapi menentukan puluhan bahkan raÂtusan tahun yang akan datang. Bahkan, menentukan masa depan bumi ini. Itulah pentingnya, kita konsentrasi di bidang pendidikan.
Di masa lampau, masyarakat Malaysia kuliah di Indonesia. TetaÂpi, kini masyarakat kita mencari ilmu pengetahuan di Malaysia. Itu buktinya ketika pemerintah benar mengelola pendidikan maka bangÂsa itu cepat maju dan terbangun peradaban yang semakin baik.
Malaysia kini sangat menÂgagumkan dengan kehidupan teknologi yang pesat dan pembanÂgunan yang selaras dengan alam. Masyarakat Malaysia kini menÂjadi masyarakat yang paham dan peduli fungsi ekosistem.
Makna ekosistem ditanamkan betul dalam dunia pendidikan mereka. Akibatnya, kita melihat alamnya asri dan burung-burung merasa nyaman hidup berdampÂingan dengan manusia, termasuk di perkotaan.
Program pemerintah terhadap pendidikan seperti perbaikan inÂfrastruktur sekolah, peningkatan mutu guru, pengadaan laboratoÂrium, pengadaan teknologi untuk pembelajaran hasilnya dipetik tidaklah 5 tahun tetapi hari esok.
Sebaliknya, jika Bupati/walikoÂta/gubernur masih sibuk berdebat soal pungutan liar maka kreatiÂvitas dan inovasi di dunia penÂdidikan kita gagal total. Jika peÂmimpin masih kategori menekan kepala dinas pendidikan untuk mendapatkan setoran, maka akiÂbatnya mengancam masa depan bangsa kita bukan sekedar penderitaan 5 tahun saja.
Sikap pemerintah daerah yang menyadari makna penÂdidikan yang benar akan mengÂhapuskan segala pungutan dan konsentrasi untuk membangun inÂfrastruktur dan melakukan pelatiÂhan-pelatihan untuk peningkatan kualitas guru.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk siswa untuk berÂkreasi. Pemerintah bekerja keras untuk menghasilkan anak didik yang mampu menjawab persoaÂlan masyarakat. Kepemimpinan yang kapabel dan berintegritas akan berdampak dahsyat dan menjadi sebuah keajaiban untuk kesejahteraan rakyat.
Kedua, bidang lingkungan. Sadar atau tidak, bahwa maÂnusia tidak dapat hidup tanpa media yang namanya lingkungan. Manusia merupakan salah satu komponen dari ekosistem. Jika salah satu komponen yang rusak dari ekosistem itu maka satu dengan yang lain akan rusak.
Dengan kata lain satu kompoÂnen dengan komponen lain saling membutuhkan. Jika pemimpin salah mengelola lingkungan maka dampaknya tidaklah 5 tahun, tetaÂpi ratusan tahun. Bahkan menenÂtukan masa depan bumi yang kita cintai ini.
Pemimpin yang eksploitatif atas nama pertumbuhan ekonomi akan menyengsarakan rakyat tiÂdak hanya 5 tahun. Sawah-sawah rakyat yang amat subur di pulau Jawa yang beralih fungsi menjadi perumahan dan industri tidak mungkin kembali.
Di Bogor, lahan subur kini telah menjadi perumahan dan inÂdustri, lahan tandus dan batuan menjadi lahan pertanian.
Padahal, manusia tidak dapat hidup tanpa jasa tanah yang menghasilkan bahan makanan pokok. Eksploitasi lahan tambang tanpa terkendali juga kontribusi pemerintah daerah.
Kita melihat ketamakan pemerintah daerah untuk mengeksploiÂtasi lingkungan. Mereka tidak peduli hari esok hanya karena uang. Eksploitasi tambang tidak mungÂkin dikembalikan.
Keberhasilan Tri Rismaharani menata kota Surabaya menjadi kota yang sejuk karena manajeÂmen pertamanan yang baik dinikÂmati masyarakat Surabaya tidak hanya 5 tahun atau selama Tri RisÂmaharani memimpin Surabaya.
Tetapi berdampak kepada kepeÂmimpinan berikutnya. Dan, banyak orang terinspirasi dari Tri RismahaÂrani untuk menata kotanya masing-masing. Dampaknya meluas.
Cara Jokowi ketika Walikota Solo menata pedagang kaki lima dan cara pendekatan yang humaÂnis berdampak sepanjang masa. Anak-anak pedagang kaki lima akan terjamin masa depannya karena mata pencaharian orang tuanya jelas.
Masa depan pedagang kaki lima di kota Solo yang dipindahÂkan Jokowi dengan cara humaÂnis itu berbeda dengan masa depan pedagang kaki lima yang acapkali diusir pamong praja.
Kehidupan pedagang kaki lima yang digusur pamong praja tidak jelas dan akan berdampak terhadap masa depan anak-anak mereka.
Pemerintah daerah yang tidak korup yang membangun infrastrukÂtur dengan baik akan mengubah masa depan masyarakat. PembanÂgun selama lima tahun dampaknya tidaklah lima tahun tetapi dampakÂnya berkelanjutan.
Kepemimpinan daerah berÂdampak kepada kesejahteraan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang tanpa Batas. Pemimpin yang baik memberikan inpirasi, hubungan sosial, lingkunÂgan yang lestari dan masa depan yang jelas. Kepemimpinan yang baik akan memberikan rasa keadiÂlan bagi seluruh rakyat.
Memahami dua dampak kesalaÂhan dalam memilih dalam Pilkada, maka tidak ada pilihan bagi rakyat agar memilih pemimpin dari integÂritas dan kapabilitas calon.
Minimal calon yang mendekati pemimpin yang memiliki integÂritas dan kapabilitas. Jika tidak, pemimpin berikutnya menghabisÂkan waktu untuk memperbaiki kesalahan pemimpin sebelumnya jika pemimpin berikutnya terpilih yang berintegritas dan memiliki kapabilitas.
sumber: Satuharapan.com