TARAKAN TODAY – Dua pesawat Suk­hoi milik TNI Angkatan Udara memak­sa pesawat asing mendarat di Bandara Juata, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (9/11/2015). Pesawat asing tipe propeller first engine Cessna dipiloti Letnan Kolonel James Patrick Murphy dari US Navy melint­asi wilayah udara Indonesia di area perba­tasan Filipina–Malaysia tanpa izin melintas.

Kejadiannya pukul 14.31 waktu Indone­sia tengah. “Pesawat TNI AU yang memaksa pesawat asing tersebut mendarat di wilayah Indonesia,” kata Kepala Penerangan Kom­ando Daerah Militer Mulawarman Kolonel Andi Gunawan, kemarin.

Andi menjelaskan, operasi penyerga­pan pesawat asing ini dilakukan dua Sukhoi dari Komando Pertahanan Udara Nasional Skuadron TNI AU Makassar yakni Mayor Penerbang Anton Pallaguna dan Mayor Pen­erbang Baskoro.

Personel TNI AU, kata Andi, langsung mengamankan warga Amerika Serikat ini di ruang AirNav Bandara Juwata, Tarakan. Mereka diinterogasi secara tertutup tentang alasan melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin.

James Patrick Murpy mengaku saat melintasi wilayah RI sedang dalam pen­erbangan rute Hawai–Filipina–Singapura. Begitu masuk wilayah udara Indonesia, radar 225 Tarakan menangkap ada perger­akan pesawat tanpa kode. Obyek tersebut langsung dilaporkan ke Makassar. Saat itu juga pengejaran dilakukan dari skuadron tempur.

TNI AU Tarakan sudah menuntaskan pemeriksaan terhadap pilot AS tersebut. Proses berikutnya menunggu keputusan Ke­menterian Luar Negeri RI untuk melepaskan warga negara Amerika ini. “Dia (pilot) sedang cuti dalam penerbangan ini,” papar Andi.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto menambahkan, pilot Patrick Murphy send­irian saat menerbangkan Cessna. “Pilotnya warga negara Amerika Serikat. Dia anggota tentara Angkatan Laut Amerika,” kata Dwi.

Setelah diperiksa, Patrick Murphy mengaku memang tak punya izin melin­tas. Dia terbang dengan rute Hawai–Fili­pina–Malaysia–Singapura. Saat melintas udara Indonesia, Patrick Murphy digiring dua jet tempur Sukhoi dari Skuadron TNI AU Makassar. “Kami sudah menghubungi Kedutaan Amerika Serikat,” kata Dwi.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================