PARIS TODAYÂ – Aksi teror yang menewaskan 129 orang dan meluÂkai 300 lainnya di Paris berpotensi menggerus perekonomian PerÂancis. Diprediksi juga, perekonoÂmian di negara-negara zona Euro yang tengah lesu akan terganggu akibat serangan yang diklaim diÂlakukan oleh ISIS tersebut.
Domenico Lombardi, peneliti dari G20 Research Group di UniÂversity of Toronto mengatakan bahwa krisis keuangan yang saat ini terjadi di zona Euro akan diÂperburuk dengan insiden Jumat (13/11) lalu di jantung kota Paris.
Lombardi mengatakan, krisis yang terjadi saat ini di zona euro ditambah dengan kerapuhan perÂekonomian negara-negara Eropa kian menunjukkan kelemahan. Jika sudah demikian, maka ketiÂdakpastian ekonomi akan semaÂkin memburuk. “Zona Euro yang lemah akan menciptakan ketidaÂkpastian ekonomi. Ekonomi negÂara bakal kian melambat karena adanya risiko penurunan,†kata Lombardi, dalam konferensi pers jelang KTT G20 di Antalya, Turki, Minggu (15/11).
Padahal, perekonomian zona euro baru saja mulai bangÂkit dalam kuartal ketiga tahun ini. Perekonomian Perancis di kuartal ini juga naik 0,3 persen setelah di kuartal sebelumnya mandek. Kemajuan Perancis ini akibat meningkatnya permintaan domestik dan produksi di sektor industri.
Serangan di Paris merupakan yang terbesar terjadi di Eropa sejak pengeboman kereta MaÂdrid, Spanyol, yang menewaskan 191 orang pada 2004. Dalam seÂrangan yang terjadi pada Jumat (13/11/2015), delapan orang terÂsangka melakukan penembakan dan pengeboman di enam lokasi berbeda di jantung kota Paris.
Professor ilmu politik dari G20 Research Group, John James Kirton, mengatakan, walau tidak bisa dibandingkan dengan seÂrangan 9/11 dari sisi lingkup dan jumlah korban, namun dampak perekonomiannya akan hamÂpir mirip. Salah satunya karena peristiwa itu terjadi di pusat kota Paris, ibukota Perancis, terutama salah satunya adalah serangan bom di dekat stadion sepak bola tempat Presiden Perancis FranÂcois Hollande sedang menyaksiÂkan pertandingan.
Serangan juga terjadi pada Jumat, saat warga PeranÂcis dan para wisatawan menikÂmati hiburan malam. Serangan terparah terjadi di acara konser musik di La Bataclan, menewasÂkan 87 orang. Peristiwa itu memiÂcu kepanikan dari 1.500 pengunÂjung yang langsung berlarian.
Kirton mengatakan hal ini membuktikan bahwa Perancis suÂdah tidak aman, di mana pun dan kapan pun. Hal ini akan berdamÂpak pada perekonomian negara itu. “Hal ini akan menimbulkan munculnya sikap negatif dalam kepercayaan konsumen,†ujar Kirton.
(Yuska Apitya/net)