Dirut sekaligus owner PT Sarana Teknindo Utama Yani Wijaya optimistis bisnis angkutan laut khusus infrastruktur akan tumbuh pesat sepanjang tahun 2016. ‘’Ini seiring dengan program pembangunan pemerintah yang tengah menggenjot infrastruktur,’’ kata Yani kepada Bogor Today, Minggu (22/11/2015).
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Wanita berwajah cantik dari Yasmin Kota Bogor ini buÂkan perempuan sembaÂrangan. Ia sedikit wanita yang menekuni bisnis transportasi laut khus untuk barang-barang berat seperti tiang pancang, besi baja, dan yang sejenisnya. ‘’Bisnis ini sangat menantÂang. Apa yang bisa dilakukan laki-laki, suÂdah seharusnya saya bisa lakukan juga,’’ ujar sarjana ekonomi manajemen STIE KeÂsatuan Kota Bogor ini.
Menurut Yani, permintaan jasa transportasi laut khusus material infrastruktur terus meningkat. Bukan hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Pulau Jawa seperti KaliÂmantan, Sumatera, Sulawesi, bahkan sampai Papua. ‘’PeÂsaingnya memang banyak, terutama para pemilik sarana transportasi laut seperti para pemilik kapal tongkang,’’ ujar perempuan yang dikarunia dua anak ini.
Di era pemerintahan PresÂiden Joko Widodo, pembanÂgunan infrastrktur memang digalakkan. Mulai dari pemÂbangunan pelabuhan laut, bandara, jalan tol, jalan kereta api, hingga jalan linÂtas antar provinsi. Gebrakan pemerintah ini berdampak pada pertumbuhan bisnis anÂgkutan laut khusus material ifrastuktur. ‘’Kan untuk bawa tiang pancang dengan diamÂeter 800 sampai 1000 sangat sulit dilakukan lewat darat. Ya harus lewat laut,’’ ujar Yani.
Yang menarik, Yani ini buÂkan saja pelaku bisnis wanita berparas cantik, tetapi juga sangat nekat. Dari sisi perÂmodalan, misalnya, tidak tidak menyiapkan uang banÂyak, walaupun kini omset perusahaannya sudah menÂembus angka puluhan miliar. ‘’Modal saya ya nekat aja. Dulu saya hanya suplayer besi untuk kontraktor-kontraktor perumahan,’’ tuturnya menÂceritakan awal usaha dia.
Dengan ketekunan, kenekatan, kejujuran, dan semangatnya melayani pelÂanggan, Yani akhirnya menÂdapat kepercayaan dari salah satu perusahaan yang sedang membangun PLTU di BengÂkayang, Kalimantan Barat. ‘’Saya dapat kontrak untuk dua kali kirim barang senilai Rp 4,2 miliar,’’ ujarnya.
Sukses menangani pengiriÂman barang-barang untuk PLTU, Yani mendapat keperÂcayaan dari PT PP Pracetak, salah satu anak perusahaan PP (BUMN Pembangunan PeruÂmahan) yang sedang menanÂgani proyek pelabuhan di Kali Baru Jakarta. ‘’Ordernya memÂbawa tiang pancang dengan diameter 800 sampai 1000, kebayang gak tuh,’’ katanya.
Tiang pancang terbesar saat ini, dibawa Yani dari pabrik milik PP di kawasan Bojonegara, Cilegon Banten ke Kali Baru Jakarta melalui laut. Yani dikenal sebagai perÂempuan yang piawai menanÂgani usaha ekspedisi angkuÂtan laut. ‘’Untuk menangani angkutan ini, saya mendapat kontrak setahun sebesar Rp 18,7 miliar,’’ ujarnya.
Tahun 2016, Yani sudah mendapat konrak baru lagi untuk menangani pekerjaan yang sama dengan nilai sekiÂtar Rp 23 miliar atau naik sekiÂtar 15 persen dari nilai konÂtrak tahun 2015. ‘’Tahun 2016 mungkin pertumbuhan omset akan lebih bagus lagi karena banyak BUMN yang juga seÂdang mengerjakan infrastrukÂtur di luar Pulau Jawa,’’ pungÂkasnya. (*)