Entah disengaja atau tidak, ada saja kejadian drone nyasar terbang ke daerah berbahaya, misalnya dekat lapanÂgan terbang. Untuk mencegah hal-hal seperti ini berulang di masa depan, pabrikan drone DJI berÂinisiatif mengembangkan sebuah sistem geofencing atau “pagar†khusus yang berfungsi mencegah drone masuk ke wilayah terlarÂang.
Pagar tersebut bukannya tinggi menjulang ke langit, melainkan berbentuk virtual dan mengandÂung data yang selalu bisa diperbaÂrui. Secara otomatis, drone akan dibuat tidak bisa mengudara di daerah yang dilindungi oleh “paÂgar†ini.
DJI menyebut sistem itu sebaÂgai Geospatial Environment OnÂline (GEO). Pilot pesawat tanpa awak cukup mengecek peta di alat navigasinya untuk mengetahui daerah mana saja yang terlarang.
“Ini akan memberikan panÂduan yang selalu update untuk pengguna drone. Mereka bisa mengetahui daerah mana yang melarang terbang atau sekadar menjadi lebih waspada,†ujar proÂdusen pesawat tanpa awak itu.
Dilansir dari PetaPixel, MinÂggu (22/11/2015), larangan terbang yang ditampilkan dalam pagar virÂtual tersebut mencakup berbagai hal yang berlaku sementara. MisÂalnya larangan terbang ketika terÂjadi kebakaran hutan, acara masÂsif, perjalanan VIP, dan berbagai hal sejenis.
Sistem juga akan menyertakan larangan terbang di wilayah yang tertutup permanen. Contohnya penjara, sekitar pembangkit lisÂtrik, dan berbagai wilayah yang dinilai sensitif oleh pemerintah.
Selain itu, DJI juga menyelipÂkan pembuka pagar virtual yang bisa dipakai untuk menerbangkan pesawat tanpa awak di wilayah tertentu yang aturannya lebih longgar. Hanya pengguna DJI terÂverifikasi saja yang bisa mengguÂnakannya.
DJI akan merilis sistem geofencing tersebut melalui softÂware update. Amerika Utara dan Eropa akan bisa mendapatkannya pada Desember tahun ini, sedangÂkan wilayah lain dijadwalkan meÂnyusul kemudian. (*)
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]