ISTANBUL TODAY – Jet tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat tempur Su-24 Rusia di perbatasan Suriah. NATO pun menyatakan du­kungan pada Turki.

Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan, aliansi militer tersebut mendukung Turki setelah insiden yang terjadi pada Selasa, 24 Novem­ber itu. Namun Stoltenberg juga me­nyerukan semua pihak untuk tetap tenang.

“Kami menyatakan solidaritas dengan Turki dan mendukung in­tegritas wilayah sekutu NATO kami, Turki,” tegas Stoltenberg usai per­temuan darurat 28 negara anggota NATO. Pertemuan tersebut diadakan atas permintaan Turki selaku ang­gota NATO. “Diplomasi dan penu­runan eskalasi penting untuk me­nyelesaikan situasi ini,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/11/2015).

Militer Turki menyatakan bahwa pesawat tempur Rusia ditembak jatuh oleh dua jet tempurnya setelah melanggar wilayah udara Turki. Menurut Dubes Turki untuk PBB Halit Cevik dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, pesawat tempur Rusia tersebut terbang lebih dari 1 mil ke dalam wilayah udara Turki selama 17 detik.

Namun Moskow membantah pernyataan Turki itu. Moskow ber­sikeras bahwa pesawat tempurnya ditembak jatuh Turki di wilayah udara Suriah. Presiden Rusia Vladi­mir Putin pun mengecam keras aksi Turki dan mengancam akan adanya konsekuensi serius bagi hubungan kedua negara. Putin menyebut in­siden itu sebagai “tikaman di be­lakang yang dilakukan para kaki tangan teroris”.

Atas insiden ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mem­batalkan rencana kunjungannya ke Turki pada Rabu (25/11) ini. Dia bah­kan mengingatkan warga Rusia un­tuk tidak bepergian ke Turki.

Terpisah, Presiden Rusia Vladi­mir Putin menyerukan warga nega­ranya untuk tidak bepergian ke Turki. Seruan ini disampaikan me­nyusul penembakan pesawat tem­pur Rusia oleh jet tempur Turki di perbatasan Suriah-Turki.

Pernyataan Putin ini sesuai dengan pengumuman dari Kemen­terian Luar Negeri Rusia mengenai imbauan bagi warga Rusia untuk ti­dak berkunjung ke Turki. “Setelah peristiwa tragis seperti penghan­curan pesawat kita dan kematian pilot kita, ini langkah yang perlu,” tegas Putin dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Rusia, sep­erti dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/11/2015).

Turki dikenal sebagai destinasi wisata populer bagi para turis Rusia.

Penembakan pesawat Rusia ini menjadi salah satu insiden paling serius antara Turki, yang merupakan negara anggora NATO dengan Rusia dalam setengah abad terakhir. NATO sendiri telah menyatakan dukungan­nya untuk Turki, sembari menyeru­kan semua pihak tetap tenang.

Versi otoritas Rusia menyebut, pesawatnya diserang ketika masih mengudara di dalam wilayah Suriah, atau sekitar 1 kilometer dari perba­tasan. Presiden Vladimir Putin bah­kan mengingatkan soal konsekuensi serius pada hubungan kedua negara usai insiden ini. Tidak hanya itu, Putin juga menyebut Turki telah menikam Rusia dari belakang serta menyebut Turki sebagai kaki tangan teroris.

Namun dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, Turki me­nyatakan pesawat Rusia itu ditem­bak jatuh di dalam wilayah uda­ranya. Turki menyebut ada dua pesawat, yang saat itu tidak diketa­hui asal negaranya, masuk ke dalam wilayah udara Turki selama 17 detik. Peringatan pun telah diberikan agar pesawat-pesawat itu berputar arah, bahkan disebut ada 10 kali perin­gatan dalam waktu 5 menit.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================