JUTAAN ikan yang mati di pantai Ancol disarankan untuk tidak dimakan. Sebab derajat keasaman di pantai itu sudah di luar batas.
YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]
Konsumsi ikan untuk kasus ini jangan dimakan. MenuÂrut saya air laut di Ancol pH (derajat keasaman)-nya 6,6 jadi di luar batas,†ujar Sri Turni Hartati, peneliti kelautan periÂkanan, Balitbang Kementerian KelauÂtan dan Perikanan, dalam jumpa pers di Pantai Lagoon Ancol, Jakarta Utara, Selasa (1/12/2015).
Sri menyarankan masyarakat konÂsumsi ikan tidak dari Jakarta. Ikan yang dikonsumsi bisa dari Pulau Seribu dan Pangandaran. “Tapi kalau karena ikan mati ini ya jangan, ikan saja mati. Di Muara Gembong, Bekasi masih bagus perairannya,†kata dia.
Sri juga menyebutkan, Teluk JakarÂta sudah terdegradasi alias mengalami penurunan mutu. Untuk mengatasi ini, masyarakat diminta untuk mengurangi pasokan limbah. Sebab limbah memÂbuat kualitas air buruk sehingga terÂjadi blooming algae (ledakan populasi ganggang).
Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Junaedi mengaÂtakan, ke depannya pihaknya akan memperbanyak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL akan ditambah 5. “Karena cuma ada satu di Setiabudi. Jadi air yang mengalir ke laut jadi lebih bersih,†ucap Junaedi.
BPLHD DKI dan pihak terkait juga telah mengambil 3 sampel air untuk meneliti penyebab kematian ikan di Ancol. Hasilnya akan diketahui semÂinggu lagi. Puslabfor dari Polda Metro Jaya Anung mengatakan, pihaknya masih meneliti keberadaan logam beÂrat pada kasus kematian ikan tersebut. Bila ada dugaan pelanggaran, maka pihaknya akan bertindak. “Kalau meÂmang ada dugaan ke arah limbah beÂrat atau pidana di situ kita tidak akan tinggal diam. Banyak hipotesis yang harus dibuktikan dengan ilmiah,†kata Anang. (net | Intennadya)
Bagi Halaman