Terpisah, Mendikbud Anies Baswedan menegaskan, acara yang digelar PGRI pada 13 Desem­ber di Gelora Utama Bung Karno merupakan puncak HUT PGRI, bukan acara Hari Guru Nasional yang digelar pemerintah. “Acara yang diselenggarakan oleh PGRI pada tanggal 13 Desember adalah peringatan HUT PGRI, bukan aca­ra pemerintah. Itu acara internal organisasi,” ucap Anies.

Anies juga telah mengeluarkan Surat Edaran bernomor 101410/A.A5/HM/2015 dan ditujukan kepada Gubernur di Seluruh Indonesia, Bupati/Walikota, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabu­paten/Kota.

Surat Edaran itu menindaklan­juti Surat Edaran MenPAN/RB ber­nomer B/3903/M.PANRB/12/2015 tanggal 7 Desember 2015. Dalam surat itu, MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi mengimbau para guru untuk menghindari semua aktivi­tas yang dapat mengurangi citra guru sebagai pendidik profesional, antara lain ikut serta dalam keg­iatan perayaan guru dan perin­gatan Persatuan Guru Republik Indonesia yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 yang dikemas sebagai bagian dari Hari Guru Nasional.

BACA JUGA :  Hadiri Peringatan Hari Otda ke XXVIII, Pj. Bupati Bogor Komitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

PGRI genap berusia 70 tahun, tahun ini. Organisasi profesi yang kini dipimpin Dr H Sulistiyo ini akan menggelar puncak perin­gatan HUT PGRI di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu 13 Desember pukul 09.00 WIB.

Seratusan ribu guru dari selu­ruh Indonesia diperkirakan bakal menghadiri peringatan hari ulang tahun ke-70 PGRI yang jatuh pada Minggu, 13 Desember 2015 di Gelo­ra Bung Karno. Sumber dana aca­ra dari kas dan sumbangan, bukan dari memotong gaji guru.

Menurut Ketua Umum PGRI Dr H Sulistiyo, sebenarnya hanya mengundang sekitar 70 ribu ang­gota PGRI. Jumlah undangan disesuaikan dengan HUT ke-70. “Semula hanya 70 ribu, tapi ban­yak yang ingin hadir sehingga jadi 100 ribu,” kata Sulistiyo.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sayap Ayam Goreng Saus Asam Pedas yang Lezat dan Nikmat

Menurut Sulistiyo, anggota PGRI itu hadir secara sukarela tan­pa paksaan dan tak ada mobilisasi. Dia juga membantah bahwa PGRI pusat telah memotong gaji guru untuk biaya peringatan HUT ke-70.

Lalu dari mana sumber dana HUT ke-70 PGRI berasal? “Dari (kas) PGRI dan sumbangan dari pihak ketiga. Ada yang sayang den­gan PGRI dan membantu,” kata Sulistiyo.

Sulistiyo yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah itu menyayangkan adanya tudingan PGRI dimanfaatkan untuk kepent­ingan politik. Kalaupun ada ke­pentingan politik itu adalah murni untuk memperjuangkan nasib para guru di Indonesia. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================