Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, menjadi saksi dimulainya gebrakan baru PT Kereta Api IndoneÂsia (KAI). Bersama pendiri sekaligus Ketua Museum Rekor Dunia IndoÂnesia (MURI), Jaya Suprana, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menggunting pita menandai peluncuran kereta kesehatan pertama di Indonesia.
(Yuska Apitya Aji)
Sekilas terlihat rangkaian yang terdiri dari dua kereta retrofit atau kereta rel diesel (KRD) yang terÂparkir di peron Stasiun Pasar Senen itu mirip seperti pada rangkaian kereta pada umumnya.
Rangkaian terdiri atas dua buah kereta, tetapi dilengkapi dengan lampu dan sirine mirip dengan ambulans serta tanda palang merah. Namun, menaÂpaki bagian dalam kereta, terlihat jelas perbedaan antara kereta kesehatan dengan kereta reguler.
Jejeran kursi yang umumnya terlihat tidak diteÂmui pada kereta hasil gagasan anak Edi Sukmoro, Clarissa Sukmoro. Kereta terlihat tersekat penuh denÂgan peralatan medis sesuai dengan fungsi ruangan.
Seperti pada kereta biasa, pihak PT KAI membagi luas kereta menjadi tiga bagian, yakni ruang moniÂtoring dokter, ruang tindakan, pemeriksaan gigi, dan laboratorium.
Di gerbong pertama, seluruh tindakan medis muÂlai dari pelayanan darurat meliputi bantuan hidup dasar atau CPR, alat monitoring pasien, alat kejut jantung, tindakan bedah minor, rekam jantung, hingga penanganan kasus trauma dapat dilakukan.
Hal serupa pun terlihat pada gerbong kedua. Kedua gerbong dilengkapi ruang pemeriksaan ibu hamil dan bersalin, ruang menyusui, ruang pemerikÂsaan umum dan ruang farmasi.
Di ruang bersalin, petugas dapat melayani persaliÂnan secara normal yang dibantu dengan dua orang bidan dan satu orang dokter kandungan dan anak.
Selain itu, walaupun ruang bersalin memiliki luasan terbatas, yakni berukuran 2 x 3 meter, ruang bersalin dilengkapi peralatan bersalin lengkap, seperti Infus set, partus set atau alat persalinan, dopler untuk pemerikÂsaan jantung bayi, dan bed bersalin. “Walau bersifat mobile, ruang bersalin ini mirip dengan ruang bersalin di rumah sakit karena dilengkapi peralatan bersalin lengkap, toilet dan ruang tunggu. Jadi masyarakat yang mau bersalin tidak perlu khawatir,†ungkap Riski AprilÂiana, bidan PT KAI, Minggu (13/12/2015).
Ketika uji coba awal, kereta kesehatan tersebut kata Edi Sukmoro, akan dioperasikan di beberapa wilayah Jawa Tengah, seperti di Stasiun Wojo, BaÂgelen, Kabupaten Purworejo. “Wilayah yang lain menyusul. Kami sasar Jawa Tengah dan Jawa Timur dulu. Jawa Barat menyusul, terutama Sukabumi dan Bogor,†kata dia.
Gebrakan ini dilakukan untuk memberikan pelayÂanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang dikeÂtahui masih kesulitan mengakses pelayanan kesehaÂtan. “Setelah dinilai pengoperasian kereta kesehatan ini baik, selanjutnya akan dibangun kereta kesehatan lainnya untuk disebar di beberapa titik wilayah yang diketahui akses rumah sakit ataupun puskesmasnya jauh dari permukiman masyarakat,†ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, kereta kesÂehatan tidak hanya melayani pelayanan kesehatan masyarakat reguler, tetapi juga dapat digunakan bersama kereta penolong untuk dapat memberikan bantuan apabila terjadi situasi gawat darurat atauÂpun bencana alam. “Dengan adanya Rail Clinic ini, kami berharap dapat membantu pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di daerah yang tidak terjangkau kendaraan bermoÂtor atau wilayah bencana alam,†ujarnya.