jose-mourinho-fc-chelseaCHELSEA hanya terpautdua poin dari zona degradasi. Hingga pe­kan ke-16 Liga Primer Inggris, The Blues hanya mengumpulkan 15 poin dari empatkali menang, tiga seri dan sem­bilan kali kalah. PasukanJose Mourinho pun hanya mampu mencetak 18 gol dan kebobolan 26 kali. Rumor pemecatandan suksesor pelatih berjuluk The Special One pun makin ramai diperbincangkan.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Entah mengapa performa juara ber­tahan Liga Inggris ini sangat kontras dibanding musim lalu. Mulai dari taktik yang diterapkan sang mana­jer hingga tidak adanya pembeda dari setiap permainan The Blues menjadi kambing hi­tam atas hasil buruk Stamford Bridges gank.

Mourinho sendiri telah mendapatkan kontrak anyar berdurasi empat tahun. Na­mun, rentetan hasil buruk belakangan ini nampaknya membuat Abramovich akan me­mutus sepihak kontrak pelatih asal Portugal itu.

Jika memecat The Special One, taipan minyak asal Rusia itu harus membayar pe­sangon Mou sebesar 40 juta poundsterling atau sekitar Rp 848,9 miliar. Angka ini mel­onjak berkali lipat dibanding saat Chelsea memecat pelatih yang sama pada 2007 lalu.

Saat itu Abramovich ‘hanya’ harus mem­bayar kompensasi sebesar 16 juta pound­sterling (Rp 339,6 miliar) – Abramovich dik­abarkan menghadiahi Mourinho sebuah Ferrari usai pemecatan tersebut sebagai uca­pan terimakasih.

Usai kekalahan dari Leicester, Mourinho melontarkan kritik pada pemainnya sendiri, dengan menyebut dirinya sudah dikhianati. Manajer asal Portugal itu juga menyindir Eden Hazard yang disebutnya ‘cedera serius’ setelah menolak melanjutkan bermain kare­na cedera.

Masalah lain buat Mourinho adalah kondisi tim yang mulai terganggu akibat serangkaian kekalahan. Masih dalam laga dengan Leicester, Diego Costa menyindir pe­main-pemain belakang Chelsea tertidur se­hingga gawang mereka dijebol Jamie Vardy.

Akan Sia-sia

Legenda Chelsea, Frank Lampard me­nilai, jika pemecatan ditengah musim tere­alisasi, itu tak akan membantu The Blues untuk lolos dari krisis. Mempertahankan eks pelatih Inter Milan itu merupakan satu-satunya solusi untuk keluar dari zona merah.

“Kami sudah pernah ada di situasi seperti ini sebelumnya di Chelsea di mana manajer berganti di tengah musim. Saya tidak tahu berapa kali Anda bisa melakukan itu,” ujar Lampard kepada Sky Sports.

“Apa yang mereka inginkan ketika mem­bawa kembali Jose adalah rencana jangka panjang. Apa yang bisa mereka dapatkan dengan menyingkirkannya sekarang?” lanjut pemain yang kini membela New York City FC itu.

“Mereka tidak akan masuk ke empat be­sar atau enam besar, kalau kita bicara jujur, jadi saya yakin ada pandangan yang men­gatakan kepada (Roman) Abramovich kita li­hat saja apa yang terjadi di akhir musim. Ke­napa melakukan perubahan sekarang yang tidak bisa memengaruhi musim? Kita lihat saja di mana kami berada di akhir musim,” katanya.

Yakin Tak Terdegradasi

Meski fakta dilapangan Chelsea sangat dekat dengan degradasi, namun, Mourinho menegaskan keyakinannya bahwa Chelsea tak akan terlibat dalam pertarungan untuk terhindar dari degradasi.

BACA JUGA :  Kecelakaan Pengendara Motor Tewas di Sukabumi, Masuk Kolong Mobil

“Saya menerima bahwa kami berada di zona degradasi tapi saya tidak menerima ka­lau kami berada dalam pertarungan di zona degradasi. Jika Anda melihat papan klase­men kami memang ada di sana, tapi sebutan pertarungan menghindari degradasi biasan­ya untuk tim yang akan ada di posisi terse­but untuk 3-4 bulan ke depan,” cetusnya.

Penyerang West Ham United Andy Car­roll ikut berkomentar soal situasi Chelsea saat ini. Dia termasuk salah satu yang tak percaya dengan performa buruk anak-anak London barat di musim ini.

Tapi soal degradasi, Carroll melihat hal itu sangat mungkin terjadi kalau Chelsea tak segera beranjak bangkit.

“Rasanya gila, melihat kualitas dalam tim itu, berada di papan bawah liga. Sulit untuk benar-benar menyadari bahwa mer­eka adalah tim yang bagus, dengan pemain berkualitas, dan menghabiskan begitu ban­yak uang pada para pemain itu, mereka cuma tidak bisa mengalirkan bola bersa­ma-sama saat ini,” kata Carroll dikutip Sky Sports.

“Anda tak pernah tahu. Sulit untuk meli­hatnya bukan? Saya rasa itu masalahnya. Su­lit untuk berpikir bahwa Chelsea bisa ada di tiga terbawah di akhir musim. Tapi dengan cara mereka melaju saat ini, saya tidak bisa melihat kenapa mereka tak bisa terdegra­dasi. Saya rasa itu sangat mungkin terjadi,” tambahnya.

Carroll sendiri menjadi salah satu pe­main yang berperan besar membuat Chel­sea menelan kekalahan dari West Ham di musim ini. Dia mencetak satu gol, saat tim­nya menang 2-1 atas ‘Si Biru’. Menariknya, itu adalah satu-satunya gol Carroll sepanjang 11 penampilan musim ini.

Semua Salah Kami

Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas men­gakui jika performa buruk timnya musim merupakan salah pemain lantaran pemain bintang tim asal London itu tidak menunjuk­kan sikap dan perilaku yang semestinya dia­tas lapangan.

Keterpurukan Chelsea membuat posisi Jose Mourinho di kursi manajer makin diso­rot. Akan tetapi, menurut Fabregas, Chelsea seperti sekarang karena para pemain tampil di bawah standar.

“Kami semua harus bertanggung jawab. Jika Anda adalah seorang pemain besar, dan dibayar seperti seorang pemain besar, Anda harus bermain seperti seorang pemain besar dan berperilaku seperti seorang pemain be­sar,” ucap Fabregas dalam sesi tanya jawab di Facebook yang dikutip Reuters.

“Saya tidak mengatakan Anda tak bo­leh punya sebuah musim yang buruk dan pertandingan-pertandingan yang buruk. Kita semua punya pemain-pemain besar dan pemain-pemain kecil, tapi sikap kami harus tepat,” imbuhnya.

“Kami harus selalu berada di puncak per­mainan kami, bahkan ketika kami tidak be­rada di sana, perilaku kami harus lebih baik daripada yang kita lihat dari setiap pemain Chelsea sekarang,” kata Fabregas.

Saat ditanya apakah Chelsea bisa men­gubah nasib mereka di sisa musim ini, Fab­regas mengatakan, “Ya kami bisa, 100% ada cukup waktu untuk melakukan itu,” yakin­nya seperti dilansir Sky Sports.

BACA JUGA :  Sekda Burhanudin Ingatkan Jajaran Diskop UKM Untuk Bekerja Superteam

“Tapi kami harus mulai dari sekarang. Besok kami harus bangun, berlatih keras hingga Sabtu dan mengalahkan Sunderland, kemudian mengalahkan Watford. Ini semua terserah kami,” tandasnya.

Sementara itu, Bek Chelsea, Gary Ca­hill, menyatakan bahwa para pemain bu­kan robot yang bisa dituntut untuk selalu tampil sempurna. Tapi Cahill yakin Chelsea bisa keluar dari krisis yang menjerat tim saat ini.

Cahill menilai anjloknya performa Chel­sea di musim ini adalah bagian dari naik-tu­run dalam sepakbola. Namun dia optimistis Chelsea bisa bangkit dari keterpurukan.

“Ada beberapa memori luar biasa dan saya pikir kami tidak seharusnya melu­pakan sikap ketika kami menjuarai Premier League, memimpin sejak awal, itu meru­pakan prestasi luar biasa untuk semua orang di klub,” ujar Cahill kepada majalah Chelsea seperti dikutip situs resmi klub.

“Di sisi lain, seperti yang selalu terjadi dengan sepakbola, adalah bahwa itu adalah permainan dua sisi dan kami melewati peri­ode yang sulit. Musim lalu luar biasa, musim ini berat, tapi kami tak sabar untuk memba­likkannya. Anda bukan robot, Anda tidak akan selalu tampil dengan nilai 9 dari 10 di setiap laga. Tapi ketika semua tidak berjalan baik, Anda bekerja lebih keras dan menanti­kan reaksi. Saya yakin kami akan membalik­kan keadaan ini,” tegasnya.

Meski surat pemecatan belum keluar, media-media Inggris sudah mulai menebak-tebak siapa sosok yang akan menggisi kursi panas di Stamford Bridge. Telegraph meng­klaim kalau manajemen Chelsea punya tiga nama yang mereka bidik untuk menjadi pelatih anyar, mereka adalah Pep Guardiola, Diego Simeone dan Antonio Conte.

Sayangnya mereka semua tidak tersedia saat ini karena masih terikat dengan kontrak paling tidak sampai musim panas 2016. Pili­han lain yang juga masuk dalam daftar kan­didat suksesor Mourinho adalah Ronald Koe­man dan Unai Emery.

Dua nama yang disebut terakhir diang­gap tak cukup oke buat Chelsea. Kalau ada pelatih tanpa klub dengan kaliber sebesar Mourinho dan setara dengan gemerlapnya skuat The Blues, maka dia adalah Ancelotti.

Ancelotti belum punya klub sejak dia diberhentikan Real Madrid pada musim pa­nas lalu. Belakangan namanya makin sering diberitakan di Inggris sebagai kandidat pela­tih Bayern Munich, untuk menggantikan Jo­sep Guardiola yang ramai disebut akan pin­dah ke Manchester City.

Ancelotti sempat dua musim melatih Chelsea dalam periode 2009 sampai 2011. Di musim pertamanya dia memberi ‘Si Biru’ gelar Premier League, Piala FA dan Commu­nity Shield. Namun karena tidak memberi titel di musim berikutnya dia dicopot oleh Abramovic, meski ketika itu Chelsea berha­sil finis di urutan dua Premier League dan menembus babak perempatfinal Liga Cham­pions. (*/Net)

============================================================
============================================================
============================================================