buta-aksara-(2)KECAMATAN Parung bertekad mengentaskan permasalahan buta aksara di tahun 2016 mendatang. Tersisa 215, Unit Pelaksa­na Tugas (UPT) Pendidikan Kecamatan Parung optimis angka itu akan habis tahun depan.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Penilik Kesetaraan Unit Pelak­sana Tugas (UPT) Pendidikan Kecamatan Parung, Zaenudin Nur menjelaskan, bahwa data tersebut. Mengacu kepada hasil pen­elusuran, serta penyisiran pihaknya di wilayahnya.

“Dari hasil pendataan pada 2010, menunjukan angka 711 orang. Dilanjut­kan pemberantasan 2012, tersisa 120 warga, dan pada periode selanjutnya tidak ditemukan hasil sama sekali, atau bisa dikatakan tuntas,” jelasnya.

Menurutnya, pada saat pendataan ulang awal tahun 2015, masih ada 215 warganya yang tergolong buta aksara.

“Dari hasil penyisiran tersebut, kami menemukannya di Desa Waru. Berkisar umur rata-rata 25 hingga 59 tahun. Sebelumnya tidak pernah terhi­tung ataupun terdata dari periode ke­marin,” katanya.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

Selain itu, ada kendala yang ditemui para tutor atau pembina ketika men­data ataupun mengajarkan para warga ketika belajar. Mulai dari keterbatasan media peraga, hingga mengajak mereka ikut serta. Lantaran kebanyakan dari mereka malu mengakui, bahwa dirinya tidak bisa membaca ataupun menulis.

“Kadang kala kami memancingnya dengan iming-iming doorprice. Lanta­ran kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Tak jarang, minyak goren menjadi hadiahnya. Kala mereka mengikuti keg­iatan pelatihan,” sambungnya.

Pelatihan pemberantasan buta aksara tersebut. dilakukan sesuai jad­wal, yakni seminggu dua kali. Di hari Sabtu, dan Minggu. Untuk tempatnya, biasanya memakai majelistaklim, atau­pun aula rumah warga, dan balai desa setempat.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

“Dalam pelatihan tersebut, kami memakai cara pengajaran cara menu­lis, dan menghitung (carlistung). Dit­ambah dengan pemberian perbekalan buku modul, hingga perangkat pensil, pulpen. Guna dipakai ketika berada di rumah,” tutur Zaenudin.

Melihat hasil kerja keras serta, kor­dinasi dengan semua pihak. Zaenudin menegaskan, bahwa pada tahun 2016 nanti. Kecamatan Parung sudah terbe­bas dari buta huruf. Karena dengan to­tal jumlah sekarang. Bisa terangkul den­gan sangat baik, dalam pembinaannya.

“Semoga di 2016 nanti. Kecamatan parung sudah bisa terbebas dari buta huruf. Terlebih kami mempunyai or­ganisasi yang turut membantu pen­anggulangannya. Baik itu sumber daya manusia (SDM), hingga bantuan alat peraganya,” harapnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================