Press-Release-CCO-Indonesia-Announcement-englishKondisi perekonomian di tahun 2015 secara umum masih menghadapi berbagai tantangan. Namun tekad pemerintahan Presiden Joko Widodo menggenjot proyek-proyek infrastuktur, memberikan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi 2016.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Sepanjang tahun 2015, pemerintah sesungguhnya sudah mulai melakukan re­formasi struktural. Namun tak dimungkiri, masih menghadapi banyak kendala eksternal dan internal.

Sementara itu, ekspor tahun 2016 diperkirakan masih belum bisa dikatakan stabil dan kebutuhan pembiayaan luar negeri yang tinggi bisa mempengaruhi perger­akan nilai tukar rupiah.

Namun, dengan meningkatnya belanja pemerintah dan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur, membuat perekonomian tahun 2016 akan lebih bergairah. Tantangan lain yang juga dihadapi adalah terkait globalisasi, urbanisasi, dan digitalisasi. Ketiga hal ini akan men­gubah pola pikir masyara­kat serta landasan baru bisnis.

Batara melihat ketiga tren ini berkembang pesat dan tanpa dis­adari sedang membentuk ulang perekonomian dunia, Asia Teng­gara, termasuk Indonesia. Ketiga tren besar dunia ini, membentuk strategi bisnis Citi dengan fokus pada layanan inovasi dan solusi digital banking yang menjawab ke­butuhan nasabah saat ini dan di masa depan.

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

“Dengan globalisasi, dunia sema­kin saling terhubung dibanding ta­hun-tahun sebelumnya. Sementara tren urbanisasi membuktikan bahwa kota-kota di berbagai belahan dunia tumbuh pesat dan sebagai kunci penggerak perekonomian dunia,” katanya.

Pada tahun 1990, 43% penduduk dunia tinggal di kota. Saat ini, menin­gkat menjadi 50% penduduk dunia telah tinggal di kota. Angka tersebut akan tumbuh menjadi 70% di tahun 2050.

Kota-kota besar akan menghasil­kan sebagian dari global GDP. Se­dikitnya 100 kota terbaik dunia akan menyumbangkan 36% dari pertum­buhan GDP global di tahun 2025.

Berbicara mengenai Digitization, Batara percaya bahwa mobile tech­nologies dan digital akan mempen­garuhi setiap aspek kehidupan dan bisnis saat ini dan di masa depan. “Diperkirakan akan dibutuhkan alo­kasi USD 40 triliun investasi untuk urban infrastructure secara global dalam 20 tahun mendatang,” pa­parnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sayap Ayam Goreng Saus Asam Pedas yang Lezat dan Nikmat

Data dari Citi menunjukkan, di berbagai belahan dunia, hampir 5 miliar penduduk menggunakan pon­sel. Artinya, angka ini 2,5x lebih be­sar dari jumlah rekening di dunia.

Di ASEAN, termasuk Indonesia, konsumen mulai memindahkan ak­tifitasnya secara online, dengan mo­bile penetration 110% dan internet penetration 25%.

“Statistik ini mengukuhkan komitmen dan expertise kami di digital banking. Bagi kami, mobile banking merupakan bagian yang sangat penting bagi masa depan digital,” ungkapnya. Per 30 Sep­tember 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Citi Indonesia memiliki total aset sebe­sar Rp 82,9 triliun atau meningkat 18,9%. Pinjaman bersih mencapai RP 41,3 triliun atau naik 6,7%, se­mentara Dana Pihak Ketiga naik 20% menjadi Rp 56,2 triliun. Rasio CAR sebesar 25,38% atau mening­kat 0,25%. Non-Performing Loan (NPL) net berhasil turun 0,7% men­jadi 0,4%.

============================================================
============================================================
============================================================