Rencana penggantian Sekda Kota Bogor mulai membuat keharmonisan Balaikota Bogor terusik. Bahkan, telinga sejumlah anggota DPRD Kota Bogor juga mulai panas mendengar kabar Ade Sarip Bakal digeser. Sejumlah dewan sepakat ada perombakan pejabat di Balaikota Bogor.
Oleh : RIZKY DEWANTARA
[email protected]
Kalau itu demi kebaikan kenapa tidak. Sekda itu harus jadi pawang bagi semua kalangan. Jangan diam kalau ada masalah A, B atau C. Kota Bogor bisa konÂdusif ya pilar komunikasi harusnya sekda,†kata Ketua DPRD Kota Bogor, Untung Wahyudi Maryono, kemarin petang.
Untung juga berencana mengÂgandeng Komisi Aparatur Sipil Negara (ASN) jika dimungkinkan. Ini dilakukan untuk menghindari tingginya aspek politis dalam pemiliÂhan sekda. ‘Oh, iya tentunya Komisi ASN dibutuhkan dalam rotasi. ArtiÂnya, jangan sampai ada kegaduhan. Ini si A golongannya nggak cukup kok naik job. Yang begini-begini itu jangan sampai ada lagi lah,†kata dia.
Kabar berkembang di lingkunÂgan Balaikota Bogor menyebutkan, Ade Sarip Hidayat didapuk sekda lantaran titipan politik dari rezim lama yakni Diani Budiarto. Kala itu, sejumlah eselon II di Balaikota Bogor sibuk ingin maju Pilwalkot. Edgar Suratman yang kini menjabat KadisÂdik Kota Bogor, kala itu menduduki posisi Asisten Daerah (Asda), yang kala itu digadang menggantikan Aim Halim Permana lantaran mengikuti Pilwalkot. Namun, Edgar juga tengÂgelam dari bursa lantaran kasak-kuÂsuk ingin mengikuti Pilwalkot.
Tak ada pilihan lain, Ade Sarip yang sebenarnya tak masuk dalam radar Diani Budiarto pun akhirnya jadi opsi alternatif mengisi Sekda.
Rencana penggantian Sekda Kota Bogor kembali mengemuka setelah dua tahun duduk di sofa empuk BaÂlaikota 3. Walikota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiarto, mulai ‘kepanaÂsan’ diganyang pemberitaan miring terkait Balaikota Bogor. Ade Sarip tak mampu menjadi ‘penyetrika’ semua kalangan. Buntutnya, Bima Arya keteteran diserang sana-sini karena dianggap gagal menerapkan manajeÂmen good communication dan clean system of between institutions (koÂmunikasi antar lembaga).
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bogor, Dwi Roman Pudjo, juga mengakui jika rencana mutasi ada di Januari. “Mutasi kemungkinan Januari dan paling lambat Februari. Analisa kinerja dan evaluasi prestasi kami lakukan rutin. Yang jelas, beÂlum bisa dibocorkan kepada publik jabatan mana saja yang akan dimutaÂsi dan dirotasi,†ungkap Dwi Roman Pudjo, Kepala BKPP Kota Bogor, saat dihubung BOGOR TODAY, kemarin.
Sejumlah pejabat digadang maÂsuk bursa pengganti Sekda Kota BoÂgor, Ade Sarip Hidayat. Diantaranya, Edgar Suratman (Kepala Dinas PenÂdidikan Kota Bogor), Eko Prabowo (Kasatpol PP Kota Bogor), Fetty QonÂdarsyah (Kepala BPMKB), Aim Halim Permana (Staff Ahli Pemkot Bogor), Bambang Budianto (Kadis-perindag Kota Bogor), Hanafi (Kepala BPKAD Kota Bogor), Daud Nedo Darenoh (Kadispenda Kota Bogor), Boris DeÂrurasman (Kadiswasbangkim Kota Bogor), Rubaeah (Kadinkes Kota Bogor) dan Anas S Rasmana (KadinÂsosnakertrans Kota Bogor) dan Dody Achdiat (Kadisdukcapil Kota Bogor).
Hingga kini, Ade Sarip Hidayat, tak berkenan memberikan komentar. SMS dan telefon yang disambungkan BOGOR TODAY tak berjawab.
Soal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Rubeah, menÂgaku, dirinya kaget jika namanya ada dalam calon pengganti Sekda Kota bogor. Ia menambahkan, apaÂpun yang diinginkan Walikota Bogor untuk mengganti Sekda Kota Bogor, itu semua ada di tangan Walikota BoÂgor, untuk menilai siapa yang pantas menjabat sebagai Sekda Kota Bogor.
“Saya selaku bawahan, siap saja ditempatkan dimana saja. Semua terÂgantung pak Walikota Bogor,†akuÂnya saat dihubungi BOGOR TODAY, kemarin.
Rubeah juga menegaskan, kabar dan isu pergantian posisi Sekda Kota Bogor, jangan sampai menggangu roda pemerintahan di Kota Bogor. Kebersamaan antar pejabat harus tetap dijaga. “Jangan sampai isu ini membuat pecah belah para pejabat, lantaran adanya oknum tidak berÂtanggungjawab atas kabar ini,†tunÂtasnya.
(Yuska)