JAKARTA, TODAY — Sepanjang tahun lalu, dana senilai USD 676 miliar, atau sekitar Rp 9.400 triliun lebih keluar dari negeri China. Dana ini jauh lebih besar dibanding yang keluÂar dari seluruh negara emerging market, pada 2014 lalu, yang nilainya USD 111 miliar.
Demikian laporan dari Institute of InternaÂtional Finance, yang dilansir dari CNN, Jumat (22/1/2016).
Jumlah dana yang keluar dari China naik tinggi pada kuartal terakhir di 2015. Ini karena investor asing mengkhawatirkan soal pelemaÂhan ekonomi dan penurunan pasar saham di negari tirai bambu ini. Apalagi perusahaan-perusahaan di China juga mulai kesulitan unÂtuk membayar utang luar negerinya karena pelemahan nilai tukar yuan.
China diperkirakan masih akan mengalami capital outlflow atau arus dana keluar, karena kondisi makro ekonomi yang belum sehat, dan juga guncangan nilai tukar yuan.
Dalam laporan tersebut, ada dana USD 200 miliar yang keluar dari China sepanjang Agustus 2015. Akibat langkah bank sentral China, yaitu People’s Bank of China, yang seÂcara mengejutkan melakukan devaluasi atau pelemahan nilai tukar yuan.
Seperti diketahui, China membatasi jumÂlah uang yang bisa dibawa individu ke luar negeri, yaitu USD 50.000 per tahun. KebiÂjakan ini justru memicu banyaknya dana yang dibawa ke luar. Tak hanya itu, pemerintah China juga membatasi jumlah uang yang bisa ditarik warganya dari ATM di luar negeri.
(dtc)