BOGOR TODAY – Pemkot Bogor meminta pemerÂintah pusat memindahÂkan rencana pembanÂgunan stasiun kereta api ringan atau light rail tranÂsit (LRT) dari kawasaa Terminal Baranangsiang, seperti yang diajukan PT Adhi Karya Tbk, selaku konÂt raktor tunggal penggaraÂpan mega proyek kereta ringkas dan cepat itu. RenÂcana pemÂbangunan jalur LRT yang akan melintas di atas Tugu Kujang itu dinilai mengganggu esteÂtika tata kota Bogor.
Ketua Tim Percepatan Pelaksana Prioritas PemÂbangunan (TP4) Kota Bogor, Yayat Supriatna, mengatakan Pemkot Bogor tidak mengÂinginkan terjadi pemusatan kendaraan berlebih di sekiÂtar Baranangsiang. Terlebih kondisi lalu lintas di sekitar Baranangsiang saat ini padat.
Selain itu, konsep pemÂbangunan jaringan LRT di Kota Bogor yang melintas di Jalan Pajajaran dinilai mengÂgangu estetika Tugu Kujang yang sudah menjadi ciri khas kota hujan. “Pemkot Bogor tidak ingin pembangunan LRT mengganggu estetika tata ruang kota. Oleh karena itu kami akan mengusulkan lokasi lain sebagai pengganti Baranangsiang untuk dijadiÂkan stasiun LRT di Bogor,” kata Yayat di Balaikota Bogor, Jumat (22/01/2016).
Lokasi lain yang diusulÂkan salah satunya berada di wilayah Tanah Baru, KecaÂmatan Bogor Utara. Hanya saja Pemkot Bogor masih harus membenahi sistem layÂanan transportasi umum unÂtuk menunjang stasiun LRT di Tanah Baru. “Kita ingin melakukan redistribusi angÂkutan umum agar tidak hanya terpusat di kota, seperti di BaÂranangsiang,” kata Yayat.
Pembangunan jaringan LRT mengacu pada Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tenÂtang Percepatan PenyelenggaÂraan Kereta Api Ringan/LRT. Dalam perpres itu, jaringan LRT di Kota Bogor akan beÂrakhir di Stasiun BaranangÂsiang. “Kami tetap akan menÂgusulkan Tanah Baru sebagai rekomendasi kepada pemerÂintah pusat,” tandasnya.
(Yuska Apitya)