Langkah pemerintah memperlonggar syarat bagi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bunga yang hanya 9%, mendapat sambutan positif, termasuk dari para pelaku usaha di Bogor.
Oleh : Nadia Amelia
Respon positif tersebut dibuktikan dengan tingginya angga penyaluran KUR di Kota dan Kabupaten Bogor. ‘’Sampai Februari 2016 ini saja sudah tersalur 15 persen,’’ kata Manager Pemasaran Bank BRI Dewi Sartika Anissa Gayatrin, Kamis (4/2/2016)
Total dana KUR yang akan disalurkan Bank BRI secara nasional pada tahun 2016 sebesar Rp 67 triliun. Target ini harus tercapai, bahkan harus bisa dilampaui. Menurut Anissa, tingginya penyerapan KUR di Bogor lantaran BRI Cabang Dewi Sartika sangat cepat menginformasiÂkan lewat baliho, maupun iklan yang lainnya yang telah tersebar di Kota maupun Kabupaten Bogor.
Menurut dia, mayarakat Kota dan Kabupaten Bogor sangat antuÂsias menerima KUR dengan tingkat suku bunga 9 %. “Hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang sengaÂja berdatangan ke kantor BRI Dewi Sartika ini, untuk sekedar menanÂyakan atau langsung ikut meminÂjam dana KUR,’’ ujar Edwin SuryÂadi, Account Offiser BRI Cabang Dewi Sartika Bogor.
Penurunan suku bunga KUR dari 12 persen menjadi 9 persen pertahun ini, sangat membantu terutama pengusaÂha menengah ke bawah, karena perÂsyaratan yang mudah meliputi KTP, KK, SKU dari Kelurahan, dan memiliki usaha yang sudah berjalan selama 6 bulan yang produktif. Nasabah wajib membuat proposal usaha. Untuk jenÂisnya, KUR dibagi dua jenis yakni KUR Makro kretitnya dibatasi maksimal Rp 25juta tanpa jaminan dan KUR Ritel batasnya Rp 500 juta dengan mengguÂnakan jaminan, namun ringan.
Untuk menjaga agar penyaluran KUR ini tepat sasaran, BRI punya standar. Para nasabah yang datang untuk meminjam uang dan sudah mendaftar, akan dilakukan analisa wawancara oleh custumer servis. Selain itu, Manajer Pemasaran dan Account Offiser BRI turun langsung meliat para nasabah dan supplayÂernya. ‘’Nasabah yang sesuai kriteri diputuskan untuk mendapatan KUR,’’ katanya.
Pemasaran KUR ini, selain dilakuÂkan melalui iklan, menurut Anisa, manajer marketing dan timnya juga melakukan jemput bola. Melihat langsung potensi nasabah. ‘’Jika baÂgus, langsung kami tawarkan, bisa juga menawarkan kepada nasabah lama BRI,’’ katanya.
Bagi nasabah yang mogok pemÂbayaran KUR, tidak ada sanksi yang memberatkan. “Bagi nasabah yang telat bayar merupakan tanggung jawabnya masing-masing. Jika catatan kreditnya buruk, maka kita akan memblacklist yang bersangkutan,’’ ujar Anisa.
Menyinggung mengenai siapa peÂminjaman KUR di BRI Cabang Dewi Sartika, Anisa mengatakan bahwa yang lebih dominan para peminjam KUR Makro, targetnya Rp 6 triliun. Namun masih ada juga yang meÂminjam dana KUR Ritel. Bank BRI memiliki jaringan yang luas hingga pelosok yang mudah diakses oleh masyarakat. “Kami makan dari MiÂkro dan BRI besar dari Mikro. Itu membuat kami semakin semangat untuk mengejar target Mikro sendiÂri,’’ ujar Anisa
Anissa menjelaskan, Bank BRI meÂmiliki fasilitas kredit yang bervariasi mulai dari Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan kredit konsumtif sepÂerti KKM, KKB, dan ada peminjaman PNS.
Mau ajuin kur