Untitled-4Seringkali kita melupakan hal-hal kecil yang dapat mengganggu kesehatan kita. Contohnya pengganjal perut saat menunggu waktu jam makan atau camilan di saat kita santai. Bila ingin mencoba camilan yang menyehatkan, nikmat untuk disantap, dan ingin mencoba sesuatu yang beda, coba saja camilan produk Klappertaart Huize, di Jalan Pangrango No. 25, Bogor, Jawa Barat.

Oleh :Hesti Amelia
[email protected]

Sajian yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari Klappertaart, berbagai jenis pastry, laksa, mie tek-tek, sampai cala­mari. Harga yang ditawarkan pun cu­kup beragam, mulai dari Rp 6.500 sampai Rp 150.000. tidak perlu khawatir soal rasa dan kualitas, semua sudah terjamin aman dan menyehatkan.

“Kita bekerja sama dengan koki-koki dari hotel ternama di Kota Bogor, dan juga beberapa Sekolah Pariwisata. Mer­eka menginspeksi soal rasa dan kualitas semua menu yang ada di sini,” jelas Agus Prihanto, Dirut Hotel Salak yang juga pen­gelola Klappertaart Huize kepada Bogor To­day

Semua sajian yang ada di Klappertaart Huize merupakan sajian-sajian yang fresh, dibuat dan di­r a c i k oleh koki-koki yang sudah berpengalaman di bidangnya. “Semuany a kita bikin sendiri, chef-chefnya juga sudah berpengalaman, jadi tidak perlu diragukan lagi,” tegas Agus.

BACA JUGA :  Sedang Bongkar Rumah, 2 Pekerja di Yogyakarta Tertimpa Bangunan, 1 Orang Tewas

Safira, salah satu pengunjung pun membenarkan apa yang disampaikan Agus. Safira mengatakan bahwa sajian di Klappertaart Huize tidak ada yang “mengganjal” di teng­gorokan. “rasa klappertaartnya enak, tidak blenger di lidah, dan yang pasti bikin ketagi­han,” kata mojang Bogor ini.

Sempat Keliling

Agus mengatakan bahwa Klappertaart Huize ini terinspirasi ketika ia sedang men­cari sesuatu yang berbeda, namun tetap ada unsur Kota Bogor-nya. Dan, inspirasi untuk membuka usaha Klappertaart Huize ini adalah, dulu Bogor menjadi salah satu tempat istirahat orang-orang Belanda, dan mereka setiap sarapan pagi menyantap makanan seperti pasta, pie, dan juga Klappertaart ini. “Kan dulu Bogor menjadi salah satu alter­natif orang Belanda untuk beristirahat dan menetap. Ketika mereka sarapan, salah sa­tunya mereka makan klappertaart ini, dari situlah inspirasinya,” kata Agus.

Pada awal dibuka tahun 2007, Klappertart Huize membuka lapaknya di dekat seko­lah pariwisata di Jalan Jalak Harupat. Menurut Agus, dia menjajakan produknya ke konsumen secara langsung. Misalnya ke stasiun, pasar, dan sekolahan. “Kan waktu itu stasiun Bogor masih boleh dagang. Setelah kita lihat respon masyarakat bagus, baru kita mem­buka lapak tetap. Lalu dibukalah store di Jalan Pan­grango,’’ kata Agus.

BACA JUGA :  Nahas, Pria Demak Ditemukan Terikat-Pingsan di Pinggir Kali, Gegerkan Warga Semarang

Dengan total karyawan 30 orang, per­harinya usaha Klappertaart Huize ini dapat menjual 200 hingga 500 buah klap­pertaart. “Kita dapat menjual 200 buah lebih dihari kerja dan bila libur dapat mencapai 500 buah,” tutur Agus.

Ketika ditanya tentang rahasia bagaimana dapat menjaga eksis­tensi Klappertaart Huize dari dulu hingga sekarang, Agus menjawab di­perlukannya standarisasi, penjagaan kualitas dan mutu terhadap produk yang dijual. “Manajemen yang bagus, tetap menjaga kualitas, dan mutu adalah kiat-kiat kami untuk menjaga Klappertaart Huize ini tetap eksis dan tidak ditinggal oleh penggemar kami,” jelas pria berusia 52 tahun ini.

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================