Maybank_Tower_2,_Dec_05JAKARTA, Today — PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih sebesar 61% pada 2015 lalu men­jadi Rp 1,14 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya Rp 708 miliar.

Presiden Direktur Maybank Indone­sia, Taswin Zakaria mengatakan, kenai­kan laba ini dicapai dengan dukungan pendapatan bunga bersih yang lebih baik, yaitu naik 9,4% menjadi Rp 6,49 triliun, dari sebelumnya Rp 5,93 tril­iun. Kenaikan pendapatan bunga bersih dicapai karena kedisplinan dalam penetapan bunga pinja­man dan pengelolaan pendanaan secara aktif.

Sementara margin bunga bersih (NIM) juga meningkat dari 4,78% di 2014 menjadi 4,86% di 2015 lalu.

Pertumbuhan pendapa­tan non bunga bank yang kuat dan pencapaian yang luar biasa di perbankan syariah, serta upaya penge­lolaan biaya secara disiplin.

BACA JUGA :  Cara Membuat Rolade Ayam Klasik Spesial yang Simple dam Lezat

Biaya umum dan ad­ministrasi bank meningkat 6,4% tahun lalu. Perbankan bisnis dan ritel menjadi tulang punggung dalam menghasilkan pendapatan.

“Kami telah menutup tahun 2015 dengan hasil yang menggembirakan di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan, Maybank mencatat kenaikan laba sebesar 61% dari Rp 708 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1,14 triliun di 2015,” ujar Taswin dalam jum­pa pers di kantornya, Gedung Sentral Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Pada kesempatan itu, Taswin men­gatakan, dirinya masih melihat kondisi perekonomian yang penuh tantangan masih akan berlanjut. Namun dia op­timistis masih akan ada pertumbuhan bisnis.

BACA JUGA :  Dukung Sukseskan Lomba MTQ, Sekda Burhanudin Hadiri Langsung Pembukaan MTQ Ke-38 Tingkat Jawa Barat

Sepanjang 2015 lalu, Maybank In­donesia mencatat pertumbuhan kredit 5,9% menjadi Rp 112,5 triliun, dari ta­hun sebelumnya Rp 106,3 triliun.

Kemudian tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) naik. NPL Gross tercatat naik dari 2,24% di 2014 menjadi 3,81%. Sementara NPL Net naik dari 1,50% di 2014 menjadi 2,55% di 2015. Kondisi akibat dari perlam­batan ekonomi serta pelemahan mata uang rupiah. “Bank terus menurunkan eksposur portofolio korporasi yang menjadi penyebab meningkatnya NPL,” ujar Taswin.

(dtc)

============================================================
============================================================
============================================================