044611800_1459734794-20160403-Lemparan-Botol-dan-Protes-Warnai-Final-Piala-Bhayangkara-2016-helmi-Tebe-3BANDUNG, TODAY – Pelatih Persib Bandung Dejan Antonic mengung­kapkan kemarahannya kepada wa­sit seusai timnya menyerah 0-2 dari Arema Cronus pada final Piala Bhay­angkara di Stadion Utama Gelora Bung Karno(SUGBK) Jakarta, Minggu (3/4/2016) malam. Dua gol Arema di­cetak Raphael Maitimo dan Sunarto.

“Pertama saya minta maaf kare­na saya marah sekali. Saya enggak akan bicara di belakang, saya akan berbicara saat ini juga. Game (per­tandingan) hari ini luar biasa disak­sikan 90 ribu penonton datang. Kita lihat semangat suporter bobotoh. Ini pertandingan panas dan bagus. Saya senang sepak bola Indonesia kembali bergaitrah,” ungkap Dejan.

Tapi ia menyinggung soal kepe­mimpinan wasit yang dinilainya su­dah mencederai pertandingan.

“ Satu orang di sini bikin sirkus. Wasit bikin masalah dan kejadian di sini seperti di Bandung. Bukan pe­main Arema atau Persib. Kita ingin perbaiki sepak bola Indonesia dan pendidikan wasit sangat jelek,” jelas­nya.

Menurutnya, tak semestinya se­gala keputusan wasit dapat dibena­rkan. Karena selama ini, pelatih dan pemain yang harus selalu me­mahami keputusan wasit. “Kenapa harus mengerti dia, sedangkan dia tak mengerti kita. Saya senang lihat Arema bagus. Tapi ya kita tidak puas dengan kinerja wasit,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Daftar Skuad Timnas Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 2024

Wasit Buruk Jangan Pimpin ISC

Wasit yang memimpin pertand­ingan final Piala Bhayangkara antara Arema vs Persib, Minggu (3/4), Nuzur Fadillah, menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Sebabnya adalah ia dianggap sebagai biang masalah atas kekalahan 2-0 Persib atas Arema di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Keputusannya banyak dianggap kon­troversi terlebih atas kartu merah full back Persib Rudolof Yanto Basna.

Back asing Persib Vladimir Vujo­vic sampai-sampai mengejar wasit pasca pertandingan kedalam ruan­gan ganti atas kekesalannya diusili Nuzur. Selain pelatih Persib, Dejan Antonic yang sangat murka, manajer Persib Umuh Muchtar pun mengakui sangat geram dengan kepemimpi­nan sang pengadil lapangan Minggu malam itu.

BACA JUGA :  Simak Jadwal Pertandingan dan Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Guinea

Menurut Umuh kartu kuning kedua Basna, dan menyusul kartu merah, tidak perlu diberikan. Ni­atan Basna hanya membuang botol ke luar lapangan. “Tadi sangat keli­hatan sekali wasit sangat tidak benar. Dia (Basna) cuman membuang botol, kenapa harus di kartu merah? Itu ti­dak perlu itu,” kata Umuh ditemui usai laga.

Ia menegaskan wasit Nuzur Fadil­lah adalah wasit paling buruk dalam gelaran final yang terjadi. Umuh me­nilai tidak semestinya ia ditugaskan dan seharusnya diganti. “Sudah jelas wasit paling butut, sudah diperingat­kan tadi dan kenapa enggak digan­ti?,” tanyanya.

Laga sempat terhenti beberapa menit tepatnya menit ke-70 karena Persib melakukan mogok bermain. Namun hingga akhirnya Persib melanjutkan pertandingan karena menghormati Presiden Jokowidodo dan Kapolri Bhayangkara yang hadir menyaksikan.

“Kalau tidak hormat terus terang saya dikasih kartu merah mau ber­henti cuman tenang ajah hormat ada kapolri kalau bukan kapolri sudah berhenti,” tandasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================