Nia S. Amira
[email protected]
Di tengah-tengah cuaca yang paÂnas di Jakarta, umat Buddha tenÂgah melakukan persembahyanÂgan penuh khidmat di Hari Raya Waisak 2560 Budhis Era (BE) / 2016 di Vihara Mahavira, Graha Pusat, Jalan Lodan, Jakarta Utara, Minggu, 22 Mei 2016.
Umat Buddha datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek dan bahkan ada yang datang dari Jawa dan Sumatra untuk melakuÂkan ritual persembahyangan. Ritual ini diyaÂkini guna mendapatkan ketenangan dan kesÂejahteraan, serta perdamaian.
Seperti yang disampaikan oleh Chaokun Hui Siong Mahayanaka, pemimpin umat Buddha sekaligus pendiri Vihara Mahavira ini bahwasanya peringatan Waisak meruÂpakan sebuah momen bagi umat manusia untuk kembali belajar dari Guru Agung Sakyamuni Buddha. Bahwasanya kehidupan selalu diawali dengan kelahiran, mengisi kehidupan dengan hal-hal yang bermanfaat dan diakhiri dengan kematian dengan beruÂsaha untuk selalu mencapai kehidupan yang terbaik.
“Momen Waisak juga mengajak indiÂvidu-individu untuk kembali melatih diri dengan kesabaran dan tidak terpengaruh dengan lingkungan. Kita harus dapat memÂbuka diri dengan belajar dari siapapun yang memiliki kelebihan yang tidak kita miliki, dengan demikian akan lebih banyak hal yang dapat kita pelajari untuk meningÂkatkan kualitas diri kita,†demikian pesan penting dari Suhu Besar Chaokun Hui Siong Mahayanaka.
Perayaaan Waisak telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam hal ini UNESCO sejak tahun 1999 dan tahun ini memasuki tahun yang ke-13, sedangkan perÂayaan Waisak bersama dalam skala internaÂsional dirayakan bersama pertama kali di Bangkok pada tahun 2004 lalu.
Kemajuan teknologi mengevolusi karakter manusia untuk selalu mendapatkan segala sesÂuatu dengan instan karena teknologi menyeÂdiakan informasi dan kemudahan akses hanya dalam hitungan detik saja sehingga menjadi nilai lebih dalam era globalisasi. Perubahan karakter yang selalu ingin instan menjadi damÂpak negatif bagi kepribadian individu. Orang semakin menjadi tidak sabar dan kehilangan akal sehat dalam menghadapi persoalan hidup sehingga masalah yang dihadapi akhirnya tiÂdak terselesaikan secara tuntas.