Solusi Kasus Yuyun

Dalam pandangan Islam, oleh Allah manusia diberikan sebuah dorongan dalam dirin­ya yang disebut dengan istilah ghorizah. Ghorizah disebut juga dengan istilah naluri. Manusia setidaknya memiliki tiga naluri yakni naluri kasih sayang (seksu­alitas), naluri mempertahankan diri dan naluri beragama. Keti­ganya merupakan sifat bawaan yang melekat dalam diri setiap manusia, bahkan hewan.

Manusia juga oleh Allah di­berikan akal yang bekerja atas interaksi antara empat potensi yaitu otak, realitas, pancaindera dan pengetahuan tentang realitas. Akal adalah potensi fundamen­tal berupa kemampuan berfikir manusia yang tidak dimiliki oleh binatang. Akal inilah yang akan memberikan pertimbangan logis atas dorongan naluri manusia. Petimbangan intelektual akal san­gat dipengaruhi oleh pemahaman atas realitas yang dilihat.

Potensi ketiga dalam diri manusia yang diberikan Allah adalah potensi ruh. Ruh adalah rahasia kehidupan manusia seka­ligus merupakan kesadaran akan hubungan dirinya dengan Yang Maha Agung Allah SWT. Ruh adalah sebuah kesadaran akan keberadaan Allah yang terefleksi dalam suara hati manusia. Ruh ke­sadaran ini tidak mungkin muncul dalam diri setiap manusia kecuali mereka yang mendapat hidayah dari Allah swt.

Dalam perspektif psikoanali­sa, tindakan amoral yang dilaku­kan para pemerkosa dan pem­bunuh Yuyun bisa analisa. Para pemerkosa adalah manusia yang memiliki naluri seksual (libido) dan dipicu oleh kekuatan dari dalam berupa konsumsi konten pornografi. Para pemerkosa dan pembunuh juga telah kehilangan kesadaran karena konsumsi alko­hol yang mereka tenggak. Porno­grafi dan Miras inilah yang men­jadi semacam psychological forces terhadap libido para pelaku.

BACA JUGA :  TIPS JITU BERHENTI MEROKOK

Selanjutnya sang pemerkosa dan pembunuh melihat ada perempuan (Yuyun) berada diha­dapan mereka. Pada saat seperti inilah dorongan untuk melampi­askan libido menemukan momen­tumnya. Secara realitas didukung oleh suasana yang sepi, karena jarak antara rumah Yuyun dan sekolah adalah 5 KM berupa hutan yang tak berpenghuni. Sementara Yuyun berjalan sendirian.

Akhirnya dengan dorongan kuat dari libido tanpa didukung oleh kekuatan intelektual dan spiritual akibat minuman keras yang notabene menghilangkan kesadaran ditambah dengan re­alitas lingkungan yang sepi inilah secara psikoanalisa tindakan keji pemerkosaan dan pembunuhan oleh 14 remaja terhadap Yuyun bisa terjadi.

Itulah kenapa Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur sedemikian dalam hal hubungan antara laki-laki dan perempuan. Islam mengajarkan untuk menjalankan puasa jika tak mampu mengendalikan do­rongan seksual, sementara untuk menikah juga belum memiliki ke­mampuan. Dalam kondisi puasa, seorang muslim akan terhindar dari memandang hal-hal yang di­larang oleh Allah serta mengkon­sumsi hal-hal yang bisa membatal­kan pahala puasa. Puasa bukan menghilangkan naluri seksual, melainkan mengalihkan kepada aktivitas yang lebih bersifat spiri­tual. Namun jika telah mampu, maka menikah adalah jalan keluar terbaik.

Islam juga melarang seorang perempuan keluar rumah send­irian, apalagi masih anak-anak. Islam menganjurkan muhrimnya untuk menemani seorang anak perempuan atau istri yang keluar rumah. Selain untuk menjaga ke­selamatan perempuan, muhrim juga bisa menghindarkan fitnah yang akan menimpa perempuan. Yuyun sebagaimana dikabarkan, berangkat ke sekolah yang berja­rak 5 KM tanpa ada keluarga yang menemaninya, padahal usianya baru 14 tahun.

Islam juga mewajibkan seorang perempuan untuk menu­tup auratnya jika keluar rumah. Perintah menutup aurat ini bertu­juan untuk menjaga kehormatan seorang perempuan sekaligus akan mendatangkan perlindun­gan Allah dari godaan orang-orang jahat disekitarnya. Islam juga menekankan kepada pemerintah­an untuk secara tegas melarang pornografi, minuman keras dan hal-hal yang berbau kemaksiatan. Pelanggaran dalam hal ini berat hukumannya, bahkan hingga hu­kuman mati.

BACA JUGA :  REFLEKSI HARI PENDIDIKAN NASIONAL: REPRESI SISTEM PENDIDKAN DALAM BENTUK KOMERSIALISASI

Sementara negeri ini seolah semuanya dibebaskan begitu saja. Praktek pelacuran dan perzina­han tak serius ditangani, hiburan yang mengumbar aurat tak di­larang, peredaran narkoba dan miras semakin merajalela bah­kan aksi pemerkosaan dan pem­bunuhan tak diberikan hukuman yang setimpal. Inilah akar perma­salahan bangsa yang harus segera diselesaikan. Saat pemerintah mengabaikan nilai-nilai agama, maka akan terjadi sebuah kondisi kebebasan yang kebablasan.

Sampai kapan negeri ini terus dilanda bencana moral yang kian tak terkendali ini. Saatnya semua kembali kepada nilai-nilai spiritu­al baik pemerintah, masyarakat, sekolah, keluarga, bahkan media massa. Ini darurat, tak mungkin ditunda lagi. Akibat ideologi sekul­erisme demokerasi, perempuan­pun manjadi korban.

Islam adalah solusi untuk se­luruh problematikan kehidupan manusia. Penertapan hukum Is­lam akan menjadi rahmat bagi alam semesta. Islam mendorong ketaqwaan setiap individu, kon­trol masyrakat dan pemberian hu­kum yang tegas dan adil bagi yang melanggar. Karena itu jika Islam di terapkan secara kaffah, maka di­jamin kasus yang menimpa Yuyun tak akan terjadi. saatnya buang ideologi sampah sekulerisme de­mokerasi. Saatnya Islam diterap­kan untuk kebaikan negeri ini dan negeri-negeri diseluruh dunia. (*)

 

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================