Pada Januari lalu, Korut menggelar uji coba nuklir yang keempat kali. Kemu­dian pada Februari, Korut meluncurkan roket jarak jauh. Kedua aksi itu memicu sanksi internasional yang lebih keras. So yang juga menjabat Duta Besar Korut un­tuk Konferensi Perlucutan Senjata yang didukung PBB ini, menekankan bahwa negaranya bersiap untuk kembali pada perundingan enam negara soal program nuklir Korut.

Menurut So, China dan Rusia men­dukung gagasan itu, namun AS dan Ko­rea Selatan serta Jepang menolaknya. “Sebagai negara nuklir yang bertang­gung jawab … kami tidak akan pernah menggunakannya. Jika AS menggunakan senjata nuklir mereka terlebih dahulu, maka kami juga harus menggunakan­nya,” ucap So. “Jika AS menghentikan kebijakan keji mereka dan mengubah sikap, maka kami juga bisa memiliki hubungan seperti negara normal. Untuk Korsel, kami mengajukan perundingan militer tingkat tinggi, tapi sekarang Kor­sel menolak,” tandasnya.

(Yuska Apitya/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================