Secara umum, diabetes yang terkontrol bukan halangan untuk ikut berpuasa selama bulan Ramadan. Namun pada kondisi tertentu, dokter menganjurkan sebaiknya tidak ikut puasa
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Dilihat dari risikonya, pengidap diabetes melÂlitus (DM) atau kencing manis yang akan berÂpuasa dibagi menjadi 4 golongan. Kelompok risiko tinggi dan sangat tinggi dianjurkan untuk tidak berÂpuasa, sedangkan risiko sedang dan ringan tetap boleh meski dengan beÂberapa catatan.
Kelompok risiko sangat tinggi antara lain punya riwayat hipoglikemi dalam 3 bulan sebelum puasa, atau hipoglikemi berulang. Komplikasi ketoasidosis dalam 3 bulan seÂbelum Ramadan juga termasuk risiko sanÂgat tinggi, demikian juga dengan DM tipe 1 yang tidak terkontrol.
“Untuk kondisi sepÂerti itu, kami menÂgajurkan untuk tidak berpuasa,†kata dr Wismandari, SpPD-KEMD.
Kondisi lain yang bisa menghalangi pasien diabetes berpuasa adalah diabetes pada kehamilan, gagal ginjal kronis staÂdium 3, penyakit-penyakit penyerta, dan usia lanjut dengan kondisi tidak sehat. KaÂlaupun ingin tetap berpuasa, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Sedangkan pada risiko sedang dan ringan, puasa tetap dibolehkan dengan tetap memperhatikan kadar gula darah. Gejala hipoglikemi atau anÂjloknya kadar dula darah harus diwaspadai, antara lain gemetar, keringat dinÂgin, berdebar-debar, dan sakit kepala.
Kendati demikian, memiliki penyaÂkit kronis diabetes bukan halangan bagi seorang musÂlim untuk bisa tetap menjalankan ibadah puasa. Meskipun begitu, ada pula pasien diabetes yang sejatinya tidak dianjurkan berpuasa.
Pasien diabetes yang boleh berpuasa adalah pasien diabetes yang kadar gula darahnya dapat terkontrol dengan hanya mengonsumsi obat-obatan sederhana dan rezimnya sederhana.
“Pasien yang terkontrol dengan insulin satu atau dua kali sehari, biasanya tidak ada masalah juga jika berpuasa. SemenÂtara itu, pasien diabeÂtes yang tidak boleh berpuasa itu pasien diabetes yang sedang hamil, mengalami gangguan ginjal berat, atau gangguan organ yang berat,†kata dia.
“Tidak boleh berpuasa karena risiko gula darah drop akibat gula darah terlalu rendah. Atau risiko gula darah yang tinggi,†lanjutnya.
Dihubungi terpisah, dr Titi SekarÂindah, MS, SpGK dari RS Pusat Pertamina menekankan meÂmang sebaiknya pasien diabetes berkonsultasi terlebih dulu denÂgan dokter jika ingin berpuasa. Namun, dr Titi mengÂingatkan pasien diabeÂtes yang biasanya tidak boleh berpuasa yakni yang kadar gula darahnya tinggi sekali dan mengalami banyak komplikasi seperti pada jantung atau ginjal.
Kemudian, bagi merÂeka yang dosis suntikan insulinnya cukup tinggi diÂkatakan dr Titi memang tidak disarankan berpuasa. dr Titi mengingatkan, bahkan ketika pasien diabetes mengalami hipoglikemi (kadar gula darah terlalu rendah-red), sebaiknya langsung berbuka dan tidak usah menunggu waktu berbuka tiba.
“Kalo tetep dipertahanin puaÂsanya, takutnya malah pingsan. Karena otak kan perlu asupan gula, kalau kekurangan ya bisa pingsan akiÂbatnya,†kata dr Titi.
Bagi Halaman