Jokowi mengatakan, untuk konÂtrol inflasi di daerah bisa dilakukan melalui tim pengendali inflasi daeÂrah (TPDI). Sementara, pemerintah daerah ujarnya, bisa berpartisiÂpasi dengan mengecek harga yang berkaitan dengan bahan pokok sepÂerti misalnya cabe, beras atau jagÂung. “Terkait bahan pokok kita cek semua. Inflasi diharapkan di bawah 5 misalnya seperti kemarin 3,3,†kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan tingkat inflasi mesti lebih rendah dari tingkat pertumbuÂhan.
Dia menyontohkan misalnya kaÂlau nilai pertumbuhan di angka 5 maka inflasi semestinya di angka 3. Dengan perhitungan demikian, kaÂtanya, rakyat akan mendapat keunÂtungan karena harga lebih murah dan stabil.
Sementara jika tingkat inflasi beÂrada di angka 8 sementara pertumÂbuhan 5, maka rakyat akan mengalaÂmi kerugian sebanyak 3 persen.
Selain itu, Jokowi juga meminta para kepala daerah untuk memanÂtau pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan upaya penimbunan baÂrang pokok. «Kalau ada menumpuk, tegor, jangan menumpuk barang poÂkok. Kalau enggak, langsung tangÂkap,» ujarnya tegas.
Badan Pusat Statistik (BPS) menÂcatat penurunan harga beras pada Bulan Mei 2016 dibandingkan denÂgan bulan sebelumnya. Seiring denÂgan masa panen raya yang masih berlangsung sejak bulan lalu. “BeÂras, relatif turun. Beras kan kemarin musim panen, jadi sekarang banyak giling,†ungkap Sasmito Hadi WiÂbowo, Deputi Bidang Statistik DistriÂbusi dan Jasa BPS di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Hal yang sama juga berlaku terÂhadap cabai yang mengalami penuÂrunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara harga bawaÂng merah dan daging ayam naik. “Bawang (merah) dan daging ayam naik. Tetapi cabai dalam posisi turun dibandingkan April,†jelasnya.
Diperkirakan pada Mei 2015, akan terjadi inflasi yang tidak terlalu besar. Menurut Sasmito, hal tersebut cukup biasa menjelang masuknya bulan Ramadhan. «Inflasi Mei agak relatif aman, tidak besar. Kalau pun inflasi tidak besar lah,» papar SasÂmito.(*)