“Kita berharap dengan mendapatkan pengamanan skala prioritas, produksi emas yang dihasilkan perusahaan meningkat, imbasnya sumban­gan deviden kepada negara se­bagai pemilik perusahaan ikut meningkat,” ujarnya.

Gede mengungkapkan, kapasitas produksi emas yang dihasilkan perusahaan dari tahun ketahun mengalami penurunan. Hal ini dikarena­kan cadangan emas di perut Gunung Pongkor yang makin menipis.

BACA JUGA :  2030 Tak Ada Pembangunan TPA Baru di Kota Bogor, Kok Bisa

“Pada awal produksi, emas yang kita hasilkan setiap ta­hunnya bisa mencapai berat 300 kilogram, tapi sekarang paling tinggi hanya Rp 100 kilogram, artinya ada penu­runan seberat Rp 200 kilo­gram,” ungkapnya.

Kendati begitu, kata Gede, anggaran untuk program Cor­porate Social Responsibilty (CSR) kepada warga di ring satu tak pernah menurun. “Tahun 2014 kami rugi 700 milyar, dan di tahun 2015 kerugian menin­gkat menjadi 1,4 triliun. Tapi kami terus berusaha mening­katkan nominal CSR ini,” pung­kasnya.

BACA JUGA :  Briefing Staf Terakhir Bersama Wali Kota Bogor, Ini Kata Bima Arya dan Dedie Rachim

(Hendi Novian)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================