“Kita berharap dengan mendapatkan pengamanan skala prioritas, produksi emas yang dihasilkan perusahaan meningkat, imbasnya sumbanÂgan deviden kepada negara seÂbagai pemilik perusahaan ikut meningkat,†ujarnya.
Gede mengungkapkan, kapasitas produksi emas yang dihasilkan perusahaan dari tahun ketahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenaÂkan cadangan emas di perut Gunung Pongkor yang makin menipis.
“Pada awal produksi, emas yang kita hasilkan setiap taÂhunnya bisa mencapai berat 300 kilogram, tapi sekarang paling tinggi hanya Rp 100 kilogram, artinya ada penuÂrunan seberat Rp 200 kiloÂgram,†ungkapnya.
Kendati begitu, kata Gede, anggaran untuk program CorÂporate Social Responsibilty (CSR) kepada warga di ring satu tak pernah menurun. “Tahun 2014 kami rugi 700 milyar, dan di tahun 2015 kerugian meninÂgkat menjadi 1,4 triliun. Tapi kami terus berusaha meningÂkatkan nominal CSR ini,†pungÂkasnya.
(Hendi Novian)