antamBOGOR, Today- Pertambangan emas yang dilakukan PT An­tam Unit Bisnis Emas (UBPE) Pongkor, kini telah ditetapkan menjadi objek vital nasional. Imbasnya, pengamanan di perusahaan milik negara itu mendapatkan skala prioritas dari kepolisian.

“Karena masuk sebagai obyek vital nasional, kami me­miliki tanggung jawab mem­berikan pengamanan lebih,” kata Direktur Pengamanan Obyek Vital (Dirpamovit) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Umar Faroq, Kamis (26/5/2016) dite­mui usai workshop bersama jajaran direksi PT Antam UBPE Pongkor.

Menurut Kombes Umar, penetapan sebagai obyek vital dikeluarkan Menteri Perindus­trian. “Di Kabupaten Bogor, se­lain Antam UBPE Pongkor, ada sejumlah perusahaan lainnya yang ditetapkan sebagai obyek vital nasional, diantaranya PT Indocement Tunggal Prakasa dan Holcim,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pembangunan Akses Tol BORR dari On Ramp Kedunghalang Masuk Tahap Akhir

Kombes Uma menambah­kan, Polda Jawa Barat kerap menerjunkan personilnya membantu pengamanan di pertambangan emas Antam di Gunung Pongkor itu, salah satunya pada saat penertiban penambang tanpa izin (peti) September 2015 lalu.

Ganeral Manager PT An­tam Pongkor, I Gede Gunawan, penetapan BUMN itu sebagai objek vital nasional membawa dampak positif bagi perusa­haan.

“Kita berharap dengan mendapatkan pengamanan skala prioritas, produksi emas yang dihasilkan perusahaan meningkat, imbasnya sumban­gan deviden kepada negara se­bagai pemilik perusahaan ikut meningkat,” ujarnya.

Gede mengungkapkan, kapasitas produksi emas yang dihasilkan perusahaan dari tahun ketahun mengalami penurunan. Hal ini dikarena­kan cadangan emas di perut Gunung Pongkor yang makin menipis.

BACA JUGA :  Pembinaan Jemaah Haji Kota Bogor, Dedie Rachim Ingatkan Jaga Kesehatan

“Pada awal produksi, emas yang kita hasilkan setiap ta­hunnya bisa mencapai berat 300 kilogram, tapi sekarang paling tinggi hanya Rp 100 kilogram, artinya ada penu­runan seberat Rp 200 kilo­gram,” ungkapnya.

Kendati begitu, kata Gede, anggaran untuk program Cor­porate Social Responsibilty (CSR) kepada warga di ring satu tak pernah menurun. “Tahun 2014 kami rugi 700 milyar, dan di tahun 2015 kerugian menin­gkat menjadi 1,4 triliun. Tapi kami terus berusaha mening­katkan nominal CSR ini,” pung­kasnya.

(Hendi Novian)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================