Proses ini tentunya akan dilaku­kan ketika Jepang telah memberi lampu hijau. Jepang akan mendu­kung pembiayaan dan penyediaan teknologi. “Ya tergantung nanti per­setujuan,” sebutnya.

Sementara itu, Dirjen Perkere­taapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono menyebut, proses selanjutnya bila proposal diterima Jepang ialah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS). Studi kelayakan akan berlangsung se­lama 6-7 bulan. “Dalam waktu dekat mungkin kalau memang diperlukan sudah ada yang kira-kira duitnya dari mana, pasti kita lakukan pra FS dan FS. Setelah FS, baru DED (Detail En­gineering Design),” ucap Prasetyo.

Selain persoalan dana, salah satu kendala yang dihadapi adalah ban­yaknya perlintasan kereta sebidang di sepanjang jalur kereta di utara Jawa. Banyaknya perlintasan kereta sebidang dikhawatirkan dapat men­gurangi efisiensi kereta dari Jakarta ke Surabaya yang ditargetkan dapat ditempuh selama 5 jam. Saat ini, waktu tempuh bisa di atas 12 jam. “Kereta api medium speed ini me­mang rencana kita sejak dulu. Mung­kin memang 150km/jam ini belum tercapai karena memang banyak hal, yang paling utama karena banyak perlintasan sebidang. Perlintasan se­bidang ini banyak banget loh,” jelas Prasetyo.

BACA JUGA :  Cemilan Kreasi dengan Bakso Rambutan Goreng yang Renyah Bikin Nagih

Rencananya perlintasan kereta sebidang akan ditutup dan dialihkan dengan membuat perlintasan bawah tanah (under pass) ataupun melewa­ti atas rel alias fly over. Kemenhub memperkirakan ada lebih dari 1.000 perlintasan kereta sebidang sepan­jang Jakarta sampai Surabaya. “Kalau nggak fly over ya under pass, pasti kalau sudah 150 km/jam nggak bo­leh dong ada perlintasan sebidang. Kita mau hitung bareng mungkin di atas 5.00 sampai 1.000 lebih ya apa­lagi termasuk yang liar itu bisa lebih ya. Artinya bahwa memang kendala di situ,” ujar Prasetyo.

Di lokasi berbeda, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) melakukan perte­muan bilateral dengan PM Jepang Shinzo Abe di sela-sela kegiatan G7 Summit di Perfektur Mie, Jepang. Dalam pertemuan itu, Jokowi mem­bahas soal rencana pembangunan medium speed train atau kereta ken­cang dan konflik Laut China Selatan.

Jokowi mengatakan, dalam perte­muan tersebut PM Abe menyinggung soal pembangunan jalur kereta api Ja­karta-Surabaya. Jokowi mengatakan akan mempelajari lebih dalam ren­cana pembangunan proyek tersebut. “Itu disinggung oleh PM Shinzo Abe mengenai pembangunan jalur kereta api lintas utara. Tapi tadi saya sam­paikan akan kita kalkulasi terlebih dahulu, akan kita perdalam lagi kalkulasinya sehingga saya belum bisa menjawab soal itu,” kata Jokowi sesaat sebelum bertolak ke Jakarta di Bandara Internasional Chubu, Na­goya, Jepang, Jumat (27/5/2016).

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

Selain soal kereta Jakarta-Sura­baya, Jokowi dan Abe juga mem­bahas soal konflik di kawasan Laut China Selatan. Dalam hal ini Jokowi menegaskan agar penyelesaian kon­flik tersebut bisa segera dilakukan. “Karena yang namanya pertumbu­han ekonomi itu akan ada kalau sta­bilitas perdamaian, keamanan di se­buah kawasan itu ada. Sehingga tadi hampir semua negara menyinggung mengenai itu,” kata Jokowi. “Dan juga kita sampaikan bahwa Indone­sia selalu mengikuti dan memperha­tikan itu. Karena keamanan perda­maian dan juga stabilitas di kawasan kita sangat kita perlukan untuk per­tumbuhan ekonomi Indonesia,” tam­bah Jokowi.(*)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================