Untitled-3PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi pada periode April hingga Juni 2016 mendatang akan meningkat ketimbang realisasi di kuartal sebelumnya. Seluruh paket kebijakan ekonomi akan dievaluasi total. Presiden akan menampung segala keluhan pengusaha, untuk dicarikan solusinya.

Oleh : Yuska Apitya
[email protected]

Pemerintah menarget­kan pertumbuhan eko­nomi pada kuartal-II 2016 mencapai lebih dari 5%. Darmin Nasution, Menteri Koordi­nator Perekonomian mengatakan, langkah utama yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan perekonomian yakni dengan memperbaiki iklim investasi di dalam negeri. Sebab itu, pemerin­tah akan terus memantau pengim­plementasian paket kebijakan jilid pertama hingga ke-12 yang telah dikeluarkan sejak September lalu ser­ta penyiapan infrastruktur dasar.

Menurut dia, sejatinya upaya yang di­lakukan pemerintah baru bisa dilihat dam­pak positifnya pada jangka menengah dan jangka panjang. Meski begitu, sinyal-sinyal penguatan perekonomian saat ini sudah mulai mengarah ke perbaikan.

Darmin menjelaskan, pada

tahun lalu, pertumbuhan ekono­mi mencapai 4,7% pada tiga bulan pertama dan terus meningkat hingga 5,04% pada kuartal keempat. “Kami juga yakin akan mencapai di atas 5%, karena start-nya sudah pada 4,9% pada kuartal-I 2016,” kata dia, kemarin.

Namun, Darmin tidak merinci seberapa jauh kontribusi pening­katan investasi dari hasil deregu­lasi yang telah dilakukan pemer­intah. Yang jelas, investor akan lebih senang berinvestasi langsung ketimbang obligasi karena adanya perbaikan iklim usaha dan penyedi­aan infrastruktur seperti pembang­kit listrik dan jalan tol.

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Es Jeruk Buah Potong untuk Takjil Dingin Kesukaan Keluarga

“Kemudahan prosedur yang kami lakukan tentu akan mendorong tam­bahan investasi. Tapi, tidak secepat dalam situasi yang normal, karena tidak mudah juga untuk menghitung­nya,” ujar Darmin.

Pemerintah melihat kondisi ekonomi tahun 2017 lebih baik ketimbang tahun ini. Ini terlihat dari indikator makroekonoi yang ditar­getkan untuk tahun depan.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, Per­tumbuhan Ekonomi 2017 ditarget­kan di level 5,3% – 5,9%. Asumsi itu dinilai sejalan dengan pemulihan ekonomi global. “Keberlanjutan pembangunan infrastruktur domes­tik diharapkan jadi motor pendo­rong perekonomian nasional,” ujar Bambang.

Karena itu, pemerintah masih akan fokus mengalokasikan dana untuk anggaran infrastruktur, se­hingga diharapkan mendorong in­vestasi dan daya beli masyarakat. Khusus untuk pertumbuhan in­vestasi, pemerintah yakin bisa men­capai dengan cara pengembangan kapasitas produksi dan daya saing. Sedangkan daya beli akan diperkuat dengan memperkuat konektivitas nasional.

Faktor pendukung lainnya adalah pertumbuhan konsumsi rumah tang­ga yang diperkirakan tumbuh sebe­sar 5,1%-5,2%. Sedangkan, untuk konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh 6,5%

Sementara itu, Ekonom Kenta In­stitute Eric Sugandi melihat proyek­si Pertumbuhan Ekonomi yang telah direvisi Bank Indonesia (BI) menjadi sebesar 5%-5,4% lebih realis­tis. Ia mengatakan, di awal tahun ini pengeluaran pemerintah lebih besar untuk belanja rutin.

BACA JUGA :  Cemilan saat Pulang Teraweh dengan Sempol Ayam Pedas Saus Keju yang Enak Anti Gagal

Lebih lanjut Eric mengatakan, secara ideal pemerintah harus lebih mempercepat belanja infrastruk­turnya saat ini. Namun sayangnya, upaya tersebut tidak akan mening­katkan Pertumbuhan Ekonomi se­cara tajam lantaran porsi pemerin­tah terhadap produk domesti bruto (PDB) hanya 7%-8%.

Eric juga melihat, saat ini inves­tor masih menunggu dan melihat (wait and see). “Sebab ada gejala pelemahan permintaan dari rumah tangga,” katanya.

Di sisi lain, ekspor juga be­lum akan banyak mendorong Per­tumbuhan Ekonomiseiring dengan masih lemahnya harga komoditas global, terutama komoditas energi. “Harga komoditas yang tertekan juga berpengaruh negatif pada investasi di sektor komoditas energi,” katan­ya.

Kepala Ekonom BRI Anggito Abi­manyu berpendapat, pemangkasan anggaran kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 50,2 triliun yang rencananya akan dilakukan pemer­intah masih kurang. Menurutnya, pemangkasan yang lebih besar di­lakukan untuk menutupi defisit ang­garan.

Anggito juga menyebut pemang­kasan yang lebih besar otomatis akan berdampak terhadap Per­tumbuhan Ekonomi tahun ini. «Pe­mangkasan itu tentunya tidak hanya pada belanja operasional tetapi juga pada belanja modal sehingga akan berdampak terhadap pertumbu­han. Tetapi tidak apa-apa,» katanya. Pertumbuhan Ekonomi tahun ini hanya sebesar 5%. “Itu juga sudah bagus,”tutupnya.(*)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================