HAMPIR kurang dari sepekan kita akan mengakhiri bulan Sya’ban. Bulan ini merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan yang penuh dengan rahmat, maghfirah dan dijauhkan dari siksa api neraka. Dialah bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinantikan oleh orang-orang yang beriman dan yang senantiasa mengharapkan ridha Allah SWT.
Oleh: Ahmad Anshori, M.Pd
Guru MAN 1 Kota Bogor
Setiap orang beriman sejatinya telah memÂpersiapkan lahir dan batinnya dalam mengÂhadapi bulan RamadÂhan sebagaimana mereka menyÂiapkan air dalam menghadapi musim panas dan kering. Sesuai dengan arti kata Sya’ban yaitu berpisah atau berpencar, dan adÂanya fakta sejarah bahwa bangsa Arab kuno saling berpencar dan berkeliaran pada bulan tersebut untuk mencari mata air atau sumber air guna persiapan mengÂhadapi bulan Ramadhan yang panas dan kering. Dan sepatutÂnya juga, setiap orang beriman membersihkan dan mensucikan diri dari sifat-sifat tercela serta menyiapkan mental agar dapat menghadapi dan memasuki buÂlan Ramadhan dengan segala keÂtenangan dan kekhusyuan.
Seorang ulama bernama syaikh Abu Bakar Ar-Razak menÂgatakan bahwa Rajab adalah buÂlan untuk menanam, Sya’ban bulan untuk menyiram dan RaÂmadhan bulan untuk memetik dan memanen. Kiranya sangat diÂanjurkan, jika momentum bulan Sya’ban kita isi dengan amalan-amalan baik.
Pertama, muhasabah atau inÂstropeksi perlu di lakukan setiap saat, khususnya menjelang bulan Ramadhan. Hal ini untuk mengeÂtahui sudah sejauh manakah kita telah melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan sudah sejauh manakah kita menjauhi larangan-Nya.
Kedua, mohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Permohonan ampun tidak diÂbatasi oleh tempat dan waktu, akan tetapi bisa melakukan diÂmana saja dan kapan saja. NaÂmun demikian, ia sangat baik bila dilakukan sebelum datang bulan Ramadhan. Hal ini kita lakukan sebagai rasa hormat dan ta’dzim atas kedatangan bulan yang muÂlia, Ramadhan. Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada Allahâ€. (QS. Al- Huud [11] :3) Rasulullah bersabÂda, “Demi Allah, sesungguhnya aku mohon ampun dan bertauÂbat kepada Allah swt 70 kali lebih dalam satu hariâ€. (HR. Bukhori dari Abu Hurairah)
Ketiga, memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, RasuÂlullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, keÂcuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Dari Aisyah RA berkata, “Aku tidak pernah meÂlihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.†(HR. Bukhari no.1969 dan Muslim no.1156)
Keempat, menyambung silaÂturahmi dan saling memaafkan. Momentum Sya’ban, kita berÂsihkan hati dari segala kesalaÂhan dan kekhilafan yang terjadi antara kita sebagai suami, istri, anak, keluarga, tetangga dan saudara se-iman, baik di sengaja atau tidak disengaja, disadari ataupun tidak disadari, dengan saling bersilaturrahmi, saling kunjung mengunjungi, dan salÂing memaafkan. Allah sangat memerintahkan setiap kita untuk saling memaafkan, sebagaimana firman-Nya: “Hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan AlÂlah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayangâ€. (QS. An-Nuur [24] :22).
Semoga momentum Sya’ban ini, dapat kita masksimalkan unÂtuk meraih rahmat, maghfirah dan dijauhkan dari siksa api di bulan Ramadhan. Wallahu’alam
Bagi Halaman