Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan zero accident tahun 2016 ini, terutama pada mudik Lebaran 2016. Untuk itu, BPTJ meminta 10 terminal tipe A di Jabodetabek dibenahi servisÂnya, bagi sopir juga penumpang.
“TARGET yang akan dicapai taÂhun ini adalah zero accident untuk angkutan umum. Untuk angkutan pribadi kita belum bisa terlalu ambisius. Ini suatu target yang cukup berat, kami dari awal-awal sudah mempersiapkannya. Untuk Jabodetabek kareÂna paling banyak mengÂgunakan angkutan, sumber keselamatan publik itu di daerah ada di terminal,†jelas Kepala BPTJ Elly Adriani SinaÂga, kemarin.
Hal itu disampaikan Elly dalam jumpa pers tentang
“Reformasi Tata Kelola Terminal Kelas A di Jabodetabek†di Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2016). Hadir pula Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar serta Kabiro Informasi dan Komunikasi Publik KeÂmenhub Hemi Pamurahardjo.
Oleh sebab itu, BPTJ akan muÂlai melihat kondisi terminal yang ada di Jabodetabek. BPTJ pada 26- 27 Mei 2016 lalu melihat persiapan 10 Terminal Tipe A yang melayÂani penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). “Bagaimana opÂerasi terminal, tanggung jawabnya tidak hanya di terminalnya sendiri, tapi ada daerah lingkungan kerja terminal, tapi dia juga ada daerah pengawasan yang di luar terminal yang terpengaruh karena kinerja di terminal,†tutur Elly.
Elly mencontohkan di sekitar Terminal Kampung Rambutan, tepatnya di tikungan Pasar Rebo yang macet karena kebanyakan penumpang menunggu di tikunÂgan. Hal-hal semacam ini, nantinya juga akan menjadi tanggung jawab terminal. “Akhirnya di ujung sana itu macet nggak karuan. Ini seÂbenarnya kepala terminal itu yang bertanggung jawab,†jelas Elly.
Contoh lain perbaikan standar pelayanan minimal ini, adalah meÂnyediakan ruang registrasi dan ruÂang istirahat bagi sopir bus. Ruang registrasi buat sopir bus melaporÂkan kedatangannya hingga diperikÂsa kelengkapan surat-suratnya muÂlai KTP dan SIM. Hal ini mencegah adanya sopir tembak.
“Paling tidak dari terminal kami bisa mengidentifikasi siapa sih yang akan menyopir angkuÂtan A. Kami ingin sopir begitu dia datang harus absen, harus punya KTP dan SIM. Ini mereka harus regÂistrasi di ruang yang harus ada di terminal. Jadi kami harus ada yang dicek lagi, karena jangan sampai ada sopir tembak yang membawa penumpang banyak,†jelas Elly.
Ruang istirahat dibutuhkan agar sopir bisa memulihkan diri dari kelelahannya. Berdasarkan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, imÂbuh Elly, sopir bus maksimal bekerÂja 8 jam. “Sopir angkutan, mereka harus siap fresh, punya SIM yang sesuai. Dan kalau kita lihat sekaÂrang di terminal, yang pertama sebenarnya berdasarkan UU palÂing lama supir nyetir 8 jam. Kalau 4 jam paling nggak setengah jam mesti istirahat. Walau tidak bisa dijamin juga misal jalanan macet. Jadi ada ruang untuk sopir kendaÂraan untuk istirahat. Ini harus tangÂgung jawab kepala terminalnya diÂlakukan pengelolaan. Paling nggak ada toiletnya dan kalau bagusnya ada kantinnya,†tutur dia.
“Namun kalau kita lihat stanÂdar-standar pelayanan itu sebetulÂnya nggak ada muluk-muluknya sih, cuma banyak sekali banyak kurang standar. Karena target kita zero acÂcident, jadi yang kita concern itu ada beberapa yang mungkn sekaÂrang ini beberapa kepala terminal kurang concern,†tegasnya.
10 Terminal Bus AKAP di JabodetaÂbek Darurat:
- Terminal Kampung Rambutan
- Terminal Pulogadung
- Terminal Kalideres
- Terminal Rawamangun
- Terminal Depok
- Terminal Pondok Cabe
- Terminal Bekasi
- Terminal Poris Plawad
- Terminal Baranangsiang
- Terminal Pulogebang
Sementara itu, pemudik tahun ini yang menggunakan mobil pribadi meningkat. Kemacetan bisa mengÂhadang. Polisi dan Kemenhub berÂsiap mengatur jalannya mudik LebaÂran. “Kalau pribadi meningkat 10-15 persen,†jelas Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Menurut dia, peningkatan juga dialami untuk pengguna moda kereta dan pesawat. Sedangkan yang mengalami penurunan yang menggunakan angkutan umum seperti bus. “Banyak yang beralih angkutannya dengan kereta, atau pesawat,†terang dia.
Pudji juga menyampaikan, piÂhaknya dalam lebaran ini menarÂgetkan zero acident untuk angkutan umum. “Sesuai perintah Pak Menteri, makanya kita sudah lakukan pembiÂnaan bagi pengemudi dan armadanya bagaimana pelayanan kesehatannya, pengecekannya sehingga masyarakat pengguna angkutan lebaran dengan angkitan umum bisa aman, nyaman, dan sampai tujuan,†tegas dia.
Masyarakat juga diimbau tak menggunakan motor untuk muÂdik. Selama ini angka kecelakaan motor amat tinggi saat mudik. Disarankan masyarakat untuk ikut mudik gratis. “Kita sosialisasi maÂsyarakat mudik aman selamat. Yang menjadi kecelakaan tinggi itu pengguna speda motor itu anÂgkanya tinggi, pemerintah mengaÂlihkan itu dengan mudik gratis,†jelas Pudji. (Yuska Apitya Aji)
Bagi Halaman