JAKARTA, TODAY– Bank Indonesia (BI) memÂprediksi nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) akan bergerak di kisaran Rp 13.500-13.800 hingga akhir 2016.
“Sentimen kenaikan Fed Rate (bunga acuan bank sentral AS) juga akan pengaruhi stabilitas pasar global sehingga berdampak ke rupiah. Kami perkirakan rata-rata rupiah 2016 Rp 13.500-13.800 per dolar AS,†kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, Kamis (2/6/2016).
Perry menyampaikan perÂnyataan itu dalam rapat pemÂbahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara PeÂrubahan (RAPBN-P) 2016 bersama pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta.
Menurutnya, sepanjang 2016 pergerakan rupiah relatif stabil. Malah rupiah sempat menguat hingÂga 0,92% dari awal tahun sampai 1 Juni kemarin, posisi dolar kemarin di Rp 13.660.
“Penguatan urs didukung oleh persepsi positif pertumbuhan ekoÂnomi domestik dan pasokan valas berorentasi ekspor. CAD (current account deficit) di kuartal I menuÂrun karena naiknya surplus neraca perdagangan. Ditopang oleh surplus neraca perdagangan non migas. Transaksi modal dan finansial kuarÂtal I-2016 surplus, ditopang oleh aliÂran masuk portfolio dan FDI (foreign direct investment),†kata dia.