“Seperti Cerberus, hewan penjaga ger­bang neraka dalam mitologi Yunani, apa yang dilakukan Marco Cassani terdiri dari tiga kepala: perannya sebagai artis, per­annya sebagai karyawan Lucie Fontaine – mengenai program unik ia mengembang­kan karyanya Kayu di cabang Bali – dan yang terakhir, posisinya sebagai pendiri dan CEO dari VAPRICO (Value Prism Cor­poration), sebuah proyek seni yang dis­elenggarakan seperti sebuah usaha yang bertujuan untuk menyoroti kekhasan manusia, mengumpulkan mereka dalam bentuk banyak intelektual.

Omni-tasking, skizofrenia dan penuh kontradiksi, posisi ini membawa segu­dang kemungkinan: Mempertanyakan tidak hanya pemahaman apa arti men­jadi seorang seniman hari ini, hal itu juga memicu wacana yang lebih besar tentang kurangnya perbedaan antara tenaga kerja serta rekreasi (produksi budaya yang pal­ing mendasar) sementara mencapai hal yang paling paradoks dan oleh karena itu kontemporer hanya melalui posisi yang sama dengan yang dilakukan oleh Cassani.

BACA JUGA :  Hadiri Peringatan Hari Otda ke XXVIII, Pj. Bupati Bogor Komitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Kedutaan Besar Italia dan Institut Ke­budayaan Italia Jakarta dengan bangga mempersembahkan bincang-bincang dengan Artis perupa Marco Cassani dan Astrid Honold dari OFCA Internasional sebagai moderator. Marco Cassani berbicara tentang praktek senin­ya, terutama tentang pameran tunggalnya yang berjudul Indisciplinato di OFCA In­ternasional dari tanggal 26 Mei hingga 24 Juni, 2016 di kantor baru OFCA Internasi­onal di Gedung Sarang,Yogyakarta.

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

“Disampaikan melalui serangkaian tidakan yang sangat hati-hati diatur, ter­masuk pemotretan yang menggemakan studio Brancusi atau menggunakan “produksi seni” dari desa “manusia gila”, Indisciplinato mengungkapkan kemung­kinan mempertanyakan sekali lagi ke­adaan seni, tapi kali ini dalam konteks jauh dari zona kenyamanan konseptual seni.

Dengan kata lain, ini penting untuk menekankan fakta bahwa Marco Cassani telah mengembangkan keradikalan dan konseptual tubuh bekerja dalam konteks Indonesia, sebuah negara yang dinamis dan memiliki semangat seni yang masih berakar pada pemahaman serta konvensi tentang apa artinya itu (atau maksudnya) untuk menjadi seorang seni­man pada saat ini. “

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================