Amran mengaku heran jika ada harga minyak goreng saat ini masih tinggi. Padahal, kata dia, stok minyak goreng saat ini mencapai 1,6 juta ton sementara kebutuhan hanya 400.000 ton.

“Ayam, kita stoknya 2 kali lipat tapi tetap naik. Minyak goreng itu 1,6 juta ton stok Juni, kebutuhan hanya 400 ribu ton, tapi tetap naik jadi saya minta OP besar-besaran,” tegas dia.

Selain itu, harga daging sapi juga masih mahal pada­hal sudah ada pasokan dari beberapa sentra produksi sep­erti dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Melihat mahalnya harga daging sapi, pihaknya melaku­kan OP. Alhasil, harga daging bisa ditekan Rp 75.000/kg.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 20 April 2024

“Yang penting kita sudah memulai, dulu banyak yang nggak percaya daging lokal bisa di bawah Rp 85.000/kg. Sekarang sudah ada daging dari NTT yang diangkut dari kapal, walaupun cuma 2 kali dalam sebulan yang penting itu sudah lancar. Kemudian Bulog jual daging Rp 80.000, artinya kami menjual di angka rendah walaupun belum skala luas,” katanya.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Sayur Daun Ubi Tumbuk yang Gurih dan Harum

Amran mengatakan, untuk menjaga harga pangan tetap stabil, dirinya meminta ke pihak terkait untuk melaku­kan OP secara besar-besaran. “Kami minta operasi pasar secara besar-besaran. Karena biasanya Bimoli naik di pasar, padahal kita produsen minyak terbesar dunia untuk minyak goreng,” tandasnya.(YuskaApitya/dtk)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================