JAKARTA, TODAY–Sehari menjelang puasa, harga beberapa bahan pokok di sejumlah pasÂar tradisional di Jabodetabek, terpantau stabil. Namun harga beberapa bahan makanan ini telah mengalami kenaikan sekitar satu minggu sebelum Ramadhan.
Pantauan BOGOR TODAY, harga tomat, cabai merah beÂsar, cabai merah keriting, asam jeruk terbilang stabil. “Harga cabai (merah keriting) sekaÂrang lagi stabil. Sampai puasa stabil kalau harga cabai,†kata Mardiono(45), salah satu pedaÂgang sembako di Pasar Anyar Bogor, Minggu (5/6/2016).
Sementara itu, untuk harga bahan makanan lainnya sepÂerti bawang putih, cabai rawit hijau dan cabai rawit merah mengalami penurunan dari satu minggu sebelumnya. “Bawang putih turun sudah seminggu. Sebelumnya bisa Rp 29.000, Rp 33.000, Rp 34.000. Harga turun atau naik itu tergantung importir. Kan ini dari Cina,†tambahnya.
Operasi Pasar
Pemerintah tengah genÂcar untuk menstabilkan harga pangan, khususnya menjelang puasa, saat puasa, hingga LebÂaran nanti. Untuk itu, KemenÂterian Pertanian (Kementan) meminta kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan OpÂerasi Pasar (OP) secara besar-besaran hingga H+6 Lebaran. Bahkan, hingga mencapai DeÂsember 2016. “Alhamdulillah kami terimakasih, ada banyak pihak yang OP atau pasar muÂrah. Dalam 2 minggu terakhir ini saya kunjungi beberapa perusahaan seperti Bimoli, Filma, Charoon Phokpan, ArÂtha Graha, kami minta operasi pasar secara besar-besaran. Saya minta OP dilakukan tidak hanya sampai H+6 Lebaran tapi sampai Desember,†ujar Mentan Amran saat meninÂjau pasar murah di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (5/6/2016).
Amran mengaku heran jika ada harga minyak goreng saat ini masih tinggi. Padahal, kata dia, stok minyak goreng saat ini mencapai 1,6 juta ton sementara kebutuhan hanya 400.000 ton.
“Ayam, kita stoknya 2 kali lipat tapi tetap naik. Minyak goreng itu 1,6 juta ton stok Juni, kebutuhan hanya 400 ribu ton, tapi tetap naik jadi saya minta OP besar-besaran,†tegas dia.
Selain itu, harga daging sapi juga masih mahal padaÂhal sudah ada pasokan dari beberapa sentra produksi sepÂerti dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Melihat mahalnya harga daging sapi, pihaknya melakuÂkan OP. Alhasil, harga daging bisa ditekan Rp 75.000/kg.
“Yang penting kita sudah memulai, dulu banyak yang nggak percaya daging lokal bisa di bawah Rp 85.000/kg. Sekarang sudah ada daging dari NTT yang diangkut dari kapal, walaupun cuma 2 kali dalam sebulan yang penting itu sudah lancar. Kemudian Bulog jual daging Rp 80.000, artinya kami menjual di angka rendah walaupun belum skala luas,†katanya.
Amran mengatakan, untuk menjaga harga pangan tetap stabil, dirinya meminta ke pihak terkait untuk melakuÂkan OP secara besar-besaran. “Kami minta operasi pasar secara besar-besaran. Karena biasanya Bimoli naik di pasar, padahal kita produsen minyak terbesar dunia untuk minyak goreng,†tandasnya.(YuskaApitya/dtk)
Bagi Halaman