Dikucilkan keluarga bahkan diusir dari rumahnya adalah perlakuan yang sudah diteriÂmanya ketika ia ketahuan henÂdak memeluk agama Islam. Cukup panjang pergulatan penÂcarian hidayah Bu Wahyu ini. Sampai akhirnya, ia berketetaÂpan untuk menjadi Muslimah. Yang berat adalah pertentanÂgan dari keempat anaknya yang masih kuat berpegang pada keyakinan agamanya.
Tetapi, desakan hidayah telah menuntunnya, sembari berharap agar anak-anaknya juga memeluk jalan hak, lisan Bu Wahyu pun akhirnya bersyaÂhadat, “Asyhadu allaa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna MuhamÂmadar Rasulullah,†tuturnya. Wahyu Jahidah adalah nama IsÂlamnya yang kental dengan haÂrapan supaya tertuntun wahyu dan menjaga kezuhudannya.
Selepas keduanya bersyahaÂdat kemudian disambut gema takbir yang berulang dari puÂluhan ribu jamaah, tiba-tiba menyeruak dalam khidmatÂnya prosesi pengislaman ini seorang perempuan paruh baya. “Pak Ustaz, tolong IslamÂkan saya juga! Terulang sampai tiga kali,†tutur Warni (50).
Setelah ditanya alasanÂnya, jawabannya hampir sama dengan Fitriya Zuhda dan Wahyu Jahidah. Perempuan ini pun kemudian mengucapÂkan syahadat dan berganti nama menjadi Siti Latifah.
Subhanallah, haru bahaÂgia. Harakah dakwah yang semoga benar-benar diberkahi. Bukan jerih kami, juga buÂkan karena sosok ustadznya. Tapi, haqul yaqin karena AlÂlah ridha dengan harakah ikhÂlas dan istiqamah dalam syiar dan dakwah majelis tercinta. Hati mereka ditundukkan unÂtuk berwashilah dengan gemÂuruh zikir hamba-hamba-Nya.
Kini, bertambah sudah jumlah mualaf Az-Zikra menÂjadi 626 orang. Insya Allah terus dan terus Allah akan bahagiakan kita dengan banÂyaknya mualaf. Allahumma ya Allah, tancapkan di hati kami kekuatan iman, hiasilah hidup kami dengan keindahan Islam dan selamat kami dari fitnah dunia akhirat. Amin. (Abdul Kadir Basalamah)