Untitled-8“Allahuakbar” Suara Gema Takbir Bergemuruh. Isak tangis jamaah dzikir pun pecah, terliputi haru bahagia. Seru-sesak memenuhi ruang utama Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor. Sebelum berikrar syahadat, seorang mualaf dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat spesial, yakni ayahandanya.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Sosok yang selama ini sering berdebat hebat dan tidak pernah men­gizinkannya memeluk Islam, tiba-tiba hadir dalam himpunan jamaah zikir. Tidak untuk menghalangi dan juga ti­dak untuk sama-sama berikrar syahadat. Hanya untuk menyak­sikan putri cantiknya, Mellisa (24), berbalut hidayah Islam.

Sang putri yang ber-KTP Katolik ini hanya bisa terisak dan terbata-bata, “Papa, Mel­lisa sayang Papa. Maafkan Mellisa yang telah bikin Papa kecewa,” ujarnya. Subhanal­lah, getar suaranya telah di­penuhi cahaya tauhid, rasa sayangnya kepada sang ayah tidak memupuskan seman­gat menjemput hidayah-Nya.

Di hadapan puluhan ribu jamaah zikir bulanan itu, perempuan yang masih ter­catat sebagai mahasiswi Uni­versitas Pelita Harapan ini pun bersyahadat, “Asyhadu allaa ilaaha illa Allah wa asy­hadu anna Muhammadar Rasulullah,”tutur Mellisa. Mel­lisa pun kini berganti nama Islam, yakni Fitriya Zuhda yang berhasil meraih fitrah ke­suciaan karena kesungguhan.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Terima Kunjungan Spesifik Komisi II DPR RI Bahan Program PTSL Bagi Masyarakat

Berikutnya, Wahyu Sulastri (47), mualaf kedua yang men­emani Fitriya Zuhda berikrar syahadat, ketika ditanya ala­san masuk Islam, ia menjawab, “Karena panggilan hati dan tidak ada paksaan,” katanya.

Perempuan Katolik yang mengaku sering belajar diam-diam dari buku, lingkungan tempat tinggalnya, dan me­nyaksikan acara-acara ke­agamaan Islam di televisi ini pun menjawab mantap un­tuk segera berikrar syahadat.

Dikucilkan keluarga bahkan diusir dari rumahnya adalah perlakuan yang sudah diteri­manya ketika ia ketahuan hen­dak memeluk agama Islam. Cukup panjang pergulatan pen­carian hidayah Bu Wahyu ini. Sampai akhirnya, ia berketeta­pan untuk menjadi Muslimah. Yang berat adalah pertentan­gan dari keempat anaknya yang masih kuat berpegang pada keyakinan agamanya.

Tetapi, desakan hidayah telah menuntunnya, sembari berharap agar anak-anaknya juga memeluk jalan hak, lisan Bu Wahyu pun akhirnya bersya­hadat, “Asyhadu allaa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muham­madar Rasulullah,” tuturnya. Wahyu Jahidah adalah nama Is­lamnya yang kental dengan ha­rapan supaya tertuntun wahyu dan menjaga kezuhudannya.

BACA JUGA :  Kompetisi Mobil RC, Salurkan Hobi di Bulan Ramadan

Selepas keduanya bersyaha­dat kemudian disambut gema takbir yang berulang dari pu­luhan ribu jamaah, tiba-tiba menyeruak dalam khidmat­nya prosesi pengislaman ini seorang perempuan paruh baya. “Pak Ustaz, tolong Islam­kan saya juga! Terulang sampai tiga kali,” tutur Warni (50).

Setelah ditanya alasan­nya, jawabannya hampir sama dengan Fitriya Zuhda dan Wahyu Jahidah. Perempuan ini pun kemudian mengucap­kan syahadat dan berganti nama menjadi Siti Latifah.

Subhanallah, haru baha­gia. Harakah dakwah yang semoga benar-benar diberkahi. Bukan jerih kami, juga bu­kan karena sosok ustadznya. Tapi, haqul yaqin karena Al­lah ridha dengan harakah ikh­las dan istiqamah dalam syiar dan dakwah majelis tercinta. Hati mereka ditundukkan un­tuk berwashilah dengan gem­uruh zikir hamba-hamba-Nya.

Kini, bertambah sudah jumlah mualaf Az-Zikra men­jadi 626 orang. Insya Allah terus dan terus Allah akan bahagiakan kita dengan ban­yaknya mualaf. Allahumma ya Allah, tancapkan di hati kami kekuatan iman, hiasilah hidup kami dengan keindahan Islam dan selamat kami dari fitnah dunia akhirat. Amin. (Abdul Kadir Basalamah)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================