Kemiskinan pun masih menÂjadi permasalahan kompleks di Kabupaten Bogor. Dari total 5,3 penduduk, 9,11 persen diantaÂranya hidup dalam kemiskinan. Meski begitu, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten BoÂgor ini optimis bisa menekan angka kemiskinan hingga 7-5 persen pada 2018 mendatang.
Sejumlah program untuk menekan jumlah penduduk miskin pun telah dilakukan. “Dari sektor pendidikan, pemerintah menargetkan angÂka rata-rata lama sekolah (RLS) menjadi 9 tahun dan angka harapan hidup dari sektor kesÂehatan 70 tahun. Di GunungpuÂtri, RLS 11 tahun lho,†katanya.
Kondisi geografis dan jumlah penduduk yang setara dengan penduduk Singapura, membuat capaian pembangunan belum merata. “Pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten harÂus bersinergi mengatasi masalah yang satu ini,†tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Badan Perencanaan dan PemÂbangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengungkapkan, bisa menurunkan angka kemiskina satu digit saja sudah merupakÂan prestasi besar.
“Karena ini merupakan perÂsoalan sulit. APBD kita memang sampai Rp 6 Triliun, tetapi penÂduduk kita kan juga tinggi, 5,3 juta jiwa,†tandasnya.