Untitled-17PERTUMBUHAN pembangunan properti di wilayah timur Jakarta lebih lambat dibandingkan wilayah barat. Namun dari sisi potensi pasar, tidak kalah saing dengan gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi menuju koridor timur.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Ada beberapa alasan kondisi tersebut terjadi, antara lain jum­lah pengembang yang masuk di wilayah barat jauh lebih banyak dengan yang masuk ke timur.

“Ini adalah fakta. Pemban­gunan di timur memang sedikit lebih lambat dari barat teru­tama Serpong,” ungkap Vice President Corporate Market­ing PT Agung Podomoro Land Tbk, Indra Widjaja Antono sep­erti ditulis Liputan6.com, Rabu (8/6/2016).

Selain itu, di barat Jakarta banyak beroperasi sekolah berkualitas dengan kaliber inter­nasional, sehingga ada euforia pengembang masuk ke wilayah tersebut. Pembangunan prop­erti di wilayah timur juga lambat akibat ketersediaan lahan dalam skala besar sangat terbatas, ber­beda dengan pengembangan di koridor barat Jakarta yang se­bagian besar dilakukan dengan konsep kota mandiri berskala menengah besar.

“Itu juga alasan kami me­milih berinvestasi di timur Ja­karta, persisnya di Cimanggis, sehingga setidaknya bisa me­narik lebih banyak developer masuk kemari. Sekarang banyak pengembang yang sudah masuk ke Cibubur, jadi kami ikut bersin­ergi membangun wilayah timur Jakarta ini, agar tidak semua ber­tumbuh di barat,” ungkap dia.

Indra menambahkan ka­wasan timur Jakarta ini memiliki kelebihan karena selain infra­strukturnya mulai dibangun, wilayah ini juga dekat dengan Puncak Bogor sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Agung Podomoro Land me­lalui anak usahanya PT Graha Tu­nas Selaras (GTS) saat ini sudah memulai pembangunan proyek Podomoro Gold View seluas 60 hektare di Cimanggis, Depok. Pengembangan proyek ini men­cakup 25 tower dengan sekitar 37 ribu unit apartemen.

“ Karena kami melihat pasar di sini besar sekali, permintaannya riil kebutu­han. Sementara pengembang yang masuk ke timur ini sep­erti saya katakan tadi belum banyak,” kata Indra.

Cimanggis merupakan ka­wasan yang menjanjikan baik untuk tempat tinggal maupun investasi. Untuk tempat tinggal, dengan jarak yang hanya 19 kilo­meter dari Cawang merupakan alternatif strategis. Sedangkan untuk investasi, dengan harga unit apartemen sekitar Rp 9,4 juta per m2 sangat kompetitif.

Bandingkan dengan har­ga apartemen di wilayah Tangerang dan Serpong yang jaraknya 24 kilometer dari Ja­karta namun harganya sudah menyentuh Rp 17 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi (m2). Begitu juga dibanding­kan dengan Cikarang Bekasi yang jaraknya 20 kilometer sudah mencapai harga Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per m2.

Bahkan harga apartemen di wilayah Sentul dan Bogor yang jaraknya 35-46 kilome­ter dari Jakarta masih lebih tinggi yakni Rp 10 juta hing­ga Rp 14 juta per m2.

Ditahap pertama sudah di­lakukan pemancangan pondasi (groundbreaking) tiga tower apartemen di proyek Podomoro Golf View. Indra menyebutkan proses konstruksi butuh waktu 24 bulan sebelum diserahteri­makan kepada pemilik.

“Antusias pasar cukup baik, dari 4.000 unit di tahap pertama sudah terjual 80 persen. Bahkan tahun ini mungkin penjualan bisa mencapai 5.000 unit,” pa­par dia.

Corporate Project Director Agung Podomoro Land, Paul Christian menambahkan di tahap awal ada tiga tipe yang ditawarkan yakni studio, two bedroom, dan three bedroom dengan harga mulai Rp 190 juta hingga Rp 470 juta.

Lokasi Podomoro Golf View sangat strategis karena terletak di pintu keluar Tol Jagorawi exit Cimanggis, dan nantinya akan memiliki stasiun Light Rail Tran­sit (LRT) sendiri. (net)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================