Jika data yang masuk konsisten dengan kondisi penguatan pasar tenaga kerja dan inflasi membuat kemajuan menuju target 2,0 pers­en kami, seperti yang saya harap­kan, kenaikan bertahap lebih lanjut suku bunga federal fund cend­erung tepat,” kata Yellen dalam pidato publik terakhirnya sebelum pertemuan kebijakan Fed pada pe­kan depan.

Namun Yellen tidak memberikan kerangka waktu untuk menaikkan suku bunga seperti yang dia lakukan pada Mei lalu, yang ditafsirkan ban­yak pengamat pasar sebagai “dov­ish”.

Indeks dolar Amerika, yang men­gukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,25 persen menjadi 93,591 pada akhir perdagan­gan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1400 do­lar dari 1,1365 dolar pada sesi sebe­lumnya dan pound sterling Inggris turun menjadi 1,4508 dolar dari 1,4564 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7472 dolar dari 0,7455 dolar. Dolar dibeli 106,86 yen Jepang, lebih ren­dah daripada 107,29 yen pada sesi sebelumnya. Dolar jatuh ke 0,9587 franc Swiss dari 0,9650, dan turun ti­pis menjadi 1,2711 dolar Kanada dari 1,2767.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Tumis Ayam dan Wortel yang Lezat dan Praktis

Harga Minyak Naik

Harga minyak dunia naik ke tingkat tertinggi baru 2016 untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu atau Kamis pagi WIB, 9 Juni 2016, akibat gangguan pasokan di Nigeria dan data yang menunjukkan perse­diaan minyak Amerika Serikat turun.

Delta Niger Avengers, sebuah kelompok pemberontak yang telah menyerang sejumlah fasilitas minyak di Nigeria, menolak tawaran gencat­an senjata dengan para pejabat dan mengklaim mereka menyerang se­buah target baru, lapor AFP dan Xi­nhua.

Gangguan-gangguan telah me­mangkas produksi minyak di anggota OPEC Nigeria dari 2,2 juta barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pen­giriman Juli naik 87 sen menjadi be­rakhir di US$ 51,23 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea un­tuk pengiriman Agustus bertambah US$ 1,07 menjadi US$ 52,51 per barel di perdagangan London.

Data persediaan Amerika Serikat menegaskan gambaran pengetatan pasar, dengan stok komersial AS jatuh sebanyak 3,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 3 Juni menjadi 532,5 juta barel, menurut Departe­men Energi AS (DoE).

BACA JUGA :  Resep Membuat Rendang Jengkol yang Gurih Renyah dan Mantap

Persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak berjangka AS dan pusat pe­nyimpanan minyak terbesar di nega­ra itu, juga turun 1,36 juta barel. Para analis mengatakan persediaan AS bisa jatuh lebih jauh karena ekonomi terbesar dunia itu bergerak menuju puncak musim mengemudi musim panas dan kilang-kilang meningkat­kan produksi bensin.

“Peningkatan pemanfaatan kilang di AS kini mulai berdampak pada persediaan karena kita me­lihat penarikan-penarikan,” kata konsultan energi Houston, Andy Lipow. “Saya perkirakan tren ini akan berlanjut selama sisa musim panas ketika para penyuling telah berakhir dengan musim pemeli­haraan mereka, meningkatkan per­mintaan untuk minyak mentah,” sambungnya.

Harga minyak mentah telah melonjak lebih dari 90 persen dari tingkat terendah multi-tahun pada Februari, karena dolar AS yang leb­ih lemah, berlanjutnya penurunan produksi di AS, dan adanya gang­guan-gangguan tak terduga.(*)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================