Jalur perdagangan yang jelas tak baik sebab makanan itu harus kita makan makanan yang baik. Pada saat jualan kita itu dapat merusak kes­ehatan orang lain maka tergolonglah pendapatan kita itu termasuk pendapatan yang tak bermutu sebab proses mendapatkannya yang tak ses­uai dengan aturan agama. Tampaknya kita tak mau dikatakan begitu tetapi kita juga tak mau dikatakan menjadi manusia yang tak beriman dengan mengkonsumsi dan menanam tem­bakau.

Artinya menanam tembakau tak ada masalahnya. Justru menanam itu termasuk ibadah dan sedekah manu­sia terhadap alam, justru yang salah hasilnya dijadikan untuk keperluan yang tak baik. Pemerintah dalam hal ini harus menumbuhkan industri kreatif yang dapat menampung hasil panen tembakau para rakyat untuk kemudian diolah menjadi tambahan kosmetik, dijadikan sebagai obat-obatan kedokteran.

Dua industri itu saja jika dibangun justru dapat menampung banyaknya hasil dari petani tembakau hingga pet­ani tembakau tak pula harus berpin­dah profesi. Ternyata pemerintahpun tak mau membuat industri kreatif ini, justru yang dilakukan membuat ma­nusia semakin sakit sebab belum jelas larangan untuk berdirinya pabrik rokok. Disini tampak bahwa kita be­lum kreatif untuk membangun dan memanfaatkan semua sumberdaya hayati kita hingga teruslah tembakau hanya bahan baku rokok saja.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Disamping itu jika pemerintah serius untuk menutup pabrik rokok maka dari hulu hingga hilir harus di­pertimbanakan. Pada hulunya mem­bertimbangkan dan mencari alterna­tif bagi petani tembakau untuk hasil tembakaunya. Sedangkan pada hil­irnya memirkian keluaran produk lain selaian tembakau seperti kosmetik sebab jika tembakau bisa digunakan untuk kosmetik tentu berapa banyak pula yang bisa dipergnakan untuk itu setiap tahunnya.

Bahkan yang sakit saja terus se­makin banyak pada banga kita hingga pastinya membutuhkan obat-batan bius atau bahan untuk obat penenang pada peraktek kedokteran dan rumah sakit. Potensi ini saja jika kita mau ambil peluangnya maka tak mungkin rokok hanya diisap untuk membakar paru-paru dan boros uang. Sedang­kan pada level konsumen pemerintah harus tegas menghukum siapa saja yang berani merokok dengan alasan bahwa dirinya tak bisa menjaga dirin­ya dengan baik.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Artinya ada hak pada diri atas ke­sehatan yang layak, meskipun pelaku­nya diri sendiri tetapi bukan berarti bebas hukuman sebab telah merusak bagian dari diri sendiri. Ini sebuah penzaliman yang harus dihukum be­rat. Mungkin ada baiknya bagi yang merokok harus pula dipenjara, diberi­kan denda, atau diberikan efek jera. Banyak contoh perokok yang rusak kesehatannya dan mempersaksikan diri bahwa kerongkongannya sampai muncul lubang kecil dan bahkan ada sebagian lagi yang suaranya tak pula dapat lagi kita dengar tetapi tetap saja membela rokok itu setengah mati. Tentu banyaknya yang merokok ben­tuk salah satu kerusakan iman manu­sia pada saat ini hingga makin banyak kemunculan perilaku yang menzalimi dirinya sendiri. (*)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================