Darmin juga mengatakan, laju inflasi pada bulan puasa tahun ini bakal lebih rendah dibandingkan bulan puasa tahun sebelumnya. Salah satu indikatornya, menurut Darmin, harga beras dan daging sapi bakal turun di bulan puasa tahun ini. Sedangkan harga baÂhan pangan yang diprediksi bakal naik adalah gula pasir.
“Sehingga kira-kira inflasi pada Juli, kalau menurut saya memang ada yang naik sedikit, gula pasir. Tapi beras tidak, dagÂing sapi tidak. Coba bandingkan nanti inflasi bulan puasa ini denÂgan bulan puasa yang lalu-lalu, ini akan relatif rendah. Karena apa yang dilakukan pemerintah akan kelihatan. Sebenarnya buÂkan akan, sudah mulai kelihatan juga,†ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution setelah meÂmimpin Rakor Pangan Nasional di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
Menurut Darmin, pemerintah optimistis laju inflasi pada RamaÂdan kali akan rendah karena berÂbagai upaya menekan harga baÂhan pangan mulai kelihatan. Dia menambahkan, besaran inflasi tiÂdak hanya didasarkan pada kenaiÂkan harga pangan yang tertinggi.
Sebab, harga beras yang cuÂkup stabil juga bisa menyumÂbang inflasi lantaran dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus-menerus. “Jadi inflasi jangan kamu bayangkan, karena orang sibuk membayangkan harga, seolah-olah sudah naik, itu kan pembicaraan yang sibuk. Harga beras bagaimana? Stabil, inflasinÂya mana. Yang paling besar penÂgaruhnya terhadap inflasi adalah beras. Bukan daging sapi. WaÂlaupun daging sapi juga arahnya turun. Yang arahnya naik itu gula pasir, cabai turun, bawang tuÂrun,†ungkap Darmin.
Sementara itu, GabunÂgan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meminta pemerintah memÂpercepat realisasi impor gula mentah atau raw sugar sebanyak 381.000 ton. Pasalnya, indusÂtri makanan minuman (mamin) sudah mulai mengeluh dengan kebutuhan yang dipangkas. “Minggu lalu saya dapat keluaÂhan dari industri mamin soal kekurangan gula. Yang jadi perÂtanyaan kenapa kurang Saya cek ternyata sebagian industri rafinasi masih mengerjakan itu, sedangkan kapasitas tetap,†ujar Ketua Gapmmi Adhi S Lukman di Rumah Dinas Menteri PerinÂdustrian, Jalan Widya Chandra, Jakarta, kemarin.
Adhi menambahkan, kebutuÂhan gula industri mamin semakin menipis setelah panen gula tebu terjadi kemunduran. Hal lain yang dikhawatirkan bila keran impor raw sugar tidak segera dilakukan adalah, musim hujan yang segera terjadi akan membuat rendemen gula semakin menurun.
“Saya agak khawatir kan sekaÂrang sudah mulai musim hujan rendemen pasti turun. Lanina kan terjadi di musim kering dan memÂbuat musim menjadi basah. Bisa jadi rendemen turun, kalau basah terus bisa mengaruhi,â€ujarnya.
“Yang penting sih pemerintah antisipasinya jauh-jauh hari dan jangan mendadak-mendadak sepÂerti saat ini. Sehingga bersamaan industri juga tercukupi,†samÂbungnnya.
Meski begitu, kata Adhi, Gapmmi telah mendapat kejelaÂsan mengenai ketersedian gula dari Asosiasi Gula Rafinasi IndoÂnesia (AGRI) yang memberitahuÂkan minggu ini kebutuhan sudah bisa terpenuhi.â€Tadi saya dapat kabar dari Agri semua sudah bisa diatasai sehingga dalam minggu ini semua bisa dipenuhi. Minggu lalu sedikit terganggu, minggu ini dijanjikan bisa selesai,†tandasÂnya.(*)