márquez-sizes-up-the-start-finish-straightSPIELBERG– Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Austria kembali ma­suk kalender MotoGP musim 2016 ini. Digelar pada 14 Agustus men­datang, sirkuit ini dinilai sulit un­tuk balap kuda besi.

Terakhir kali Austria mengge­lar MotoGP pada 1997 silam. Saat itu, legenda balap Australia, Mick Doohan keluar sebagai pemenang yang saat itu masih bernama GP500.

Absen selama 19 tahun dari Mo­toGP, membuat rider-rider yang ada saat ini hampir tidak memiliki pengalaman membalap disana. Bahkan pebalap paling senior di MotoGP, Valentino Rossi pun buta memacu motor di Austria.

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez sempat menjajal sirkuit sepanjang 4,326 kilometer itu den­gan motor RC213V-S atau replika motor sungguhannya. Marquez pun mengaku Red Bull Ring memi­liki rintangan tersendiri.

BACA JUGA :  Jonatan Christie Juara Badminton Asia Championship 2024

“Itu cukup bergelombang, tapi dengan aspal baru ya jadi lebih halus sekarang,” ucapMarquez seperti dikutip Eurosport, Kamis (16/6/2016).

“Ada beberapa tikungan yang menarik. Beberapa di antaranya, seperti di area final one, tampak­nya cukup mudah tapi ternyata sulit dan mungkin tidak akan mem­beri kesenangan,” tambahnya.

“Di mana Sirkuit Red Bull Ring hanya terdiri dari dua tikungan ke kiri, mungkin ban akan jadi terlalu dingin di lap pertama, jadi kami harus memperhatikannya,” terang pebalap Spanyol.

Trek lurus di Red Bull Ring juga diprediksi Marquez bisa dipacu dengan kecepatan 321,8 km per jam. «Ini bukan trek yang paling cepat, tapi sudah cukup cepat,» ungkapnya.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Optimis Raih Poin di Laga Piala Asia U-23 Lawan Australia

Panitia balapan berharap bisa menyedot 200.000 pengunjung pada balapan nanti. Membluda­knya permintaan tiket membuat mereka berencana memperluas tribun yang ada dan membangun area berdiri.

Marquez menyatakan, Mo­toGP Austria bisa lebih populer ketimbang F1 Austria yang memang rutin digelar di sana meski sempat beberapa kali absen.

“Saya pikir penggemar sa­dar bahwa di F1, mobil akan membutuhkan banyak biaya. Sedangkan di MotoGP, pem­balap yang baik bisa mening­katkan mesin yang tidak begitu bagus,” tutupnya. (Rishad/Net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================