BOGOR TODAY – Badan PenaÂtaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengadakan rapat kerja bersama dengan Pemerintah Kota Bogor, terkait masalah renÂcana pembangunan terminal Baranangsiang dan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). Sejumlah persoalan meÂnyangkut transportasi di Kota Bogor dibahas intensif oleh kedua belah pihak, diantaranya fokus kepada persoalan penyeÂlesaikan terminal Baranangsiang dan adanya usulan perubahan terminal akhir untuk LRT.
Ketua BPJT Ally Andriani Sinaga mengatakan, yang sanÂgat urgent dan mendesak haÂrus segera diselesaikan adalah persoalan terminal BarananÂgsiang sebagai terminal tife A. Pembangunan terminal Baranangsiang harus segera diwujudkan oleh Pemerintah Kota Bogor, karena kalau untuk terminal tife A menunggu dulu di Tanah Baru, maka tidak akan memungkinkan, mengingat persiapan lokasi di Tanah Baru akan memakan waktu sangat lama, saat ini saja untuk lahÂannya belum tersedia, belum pembangunan infrastukturnya.
“Terminal Baranangsiang yang saat ini ada di Jalan PajajaÂran harus segera dibangun atau di optimalisasi, karena kondisÂinya sudah kumuh dan tidak layak. Tidak perlu menunggu lokasi di Tanah Baru untuk terÂminal tife A, karena itu akan memakan waktu sangat lama, jadi fokus saja Pemkot Bogor menyelesaikan dulu terminal Baranangsiang,†ungkap Elly usai rapat di ruang green room Balaikota, Kamis (16/6).

Lanjut Elly, saat ini kerjanya harus bergerak cepat. Jadi terÂminal Baranangsiang harus tetap dibangun sebagai termiÂnal tife A dan kami meminta agar segera diputuskan persoaÂlan Terminal Baranangsiang, supaya pembangunannya bisa segera dilaksankaan. SemenÂtara, untuk lokasi Tanah Baru memang dalam Perda RTRW Kota Bogor sudah masuk, dan seharusnya bisa di ikuti walauÂpun ada Peraturan Presiden mengenai tata ruang yaitu PerÂpres nomor 54 bahwa LRT itu sampai ke Terminal BaranangÂsiang. Saat ini Perpres nomor 54 itu sedang di revisi dan suÂdah didiskusikan dengan PemÂkot Bogor ada di Tanah baru.
“Kalau semuanya sudah siap di Tanah Baru baik persoaÂlan lahan maupun infrastuktur, maka tinggal dipindahkan saja kepada perencanaan masalah terminal dan LRT ke Tanah Baru,†jelasnya.