KEPERIHATINAN melihat banyaknya remaja yang terjerumus dalam pergaulan negatif membuat para pemuda yang tinggal disekitar bendungan Katulampa ini tergerak untuk membentuk suatu komunitas. Komunitas ini tak hanya sekedar melakukan aksi sosial saja namun juga membuka peluang usaha kreatif.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Niat KOMPAK (KomuniÂtas Peduli Katulampa) patut diacungi jempol. Komunitas yang beÂranggotakan 15 orang ini betul-betul menunjukan kepedulianÂnya terhadap lingkungan, sosial dan kreatifitas.
Risman, atau yang akrab disÂapa Ebot ini menjelaskan, tidak hanya fokus pada kegiatan lingÂkungan dan sosial, komunitas ini juga mendalami kerajinan yang bisa dijadikan peluang usaha.
“Kami rutin mengumpulÂkan limbah untuk kami jadikan peluang usaha kreatif,†ungkap Ebot.
Ebot mengaku, limbah yang didapatnya tak melulu dijadikan dasar kerajinan. Seringkali, limÂbah yang didapatnya dari aksi sosial bersama rekan-rekannya tersebut dikumpulkan untuk diÂjual agar mendapatkan uang seÂhingga bisa membeli bahan baku lainnya.
“Sebisa mungkin kami tidak menggunakan uang pribadi. Uang dari hasil penjualan limbah kami belikan bahan-bahan untuk membuat kerajinan agar nilai jualnya semakin baik,†tuturnya.
Ebot bersama teman-teÂmannya melakukan aksi keraÂjinan dengan bermodalkan auÂtodidak. Walaupun tak memiliki keterampilan khusus, namun karya yang dihasilkan tak kalah dibandingkan dengan kerajinan lainnya.
Kerajinan yang dihasilkan KOMPAK terbilang unik, seperti kerangka bunga, pot bunga denÂgan menggunakan koran bekas, miniatur motor dengan mengÂgunakan korek api gas, perahu, hingga saung yang dibuat dari lidi korek api.