Seperti diberitakan harian ini, Bank Indonesia kemarin menurunkan tingkat suku bunga acuan, BI Rate dan 7 Days Repo Rate. Penurunannya masing-masing 25 basis poin alias 0,25%.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), penu­runan tingkat suku bunga acuan akan mengurangi biaya modal perusahaan. “Itu kan mengurangi pendapatan (bank) di tabungan tapi mengurangi juga beban bunga untuk pinjaman. Itu artinya, di­harapkan bahwa dunia usaha akan lebih bergairah, karena ongkos di bidang modal menurun,” kata JK di kantornya, Jumat (17/6/2016).

Selama ini perusahaan menjual produk dan jasanya dengan tinggi karena bunga kredit yang tinggi. Setelah bunga kredit mulai turun, diharapkan harga produk dan jasa pun bisa semakin bersa­habat.

BACA JUGA :  Kebakaran di Sumedep Hanguskan Gudang Pabrik Mebel

“Tapi kalau bunganya rendah, itu harga pokoknya bisa turun. Begitu kan, itu kita harapkan supaya orang mau investasi daripada deposito di bank,” jelasnya.

Bank Indonesia (BI) berharap pelong­garan kebijakan makroprudensial, dengan menurunkan persentase uang muka pem­biayaan properti dari 20 persen menjadi 15 persen, mampu meredam perlam­batan penyaluran kredit tahun ini.

Juda Agung, Direktur Eksekutif Ke­bijakan Ekonomi dan Moneter BI me­nuturkan, pertumbuhan kredit tahun ini kemungkinan masih akan tertahan oleh pelemahan daya beli atau kon­sumsi masyarakat. Karenanya, BI mere­visi turun target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 10-12 persen dari proyeksi sebelumnya 12-14 persen.

BI Rate Turun Lagi

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Masih Berpeluang ke Olimpiade 2024 Paris

Menurut Juda, tidak menutup ke­mungkinan BI rate kembali diturunkan menjelang penerapan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai acuan moneter baru pada Agustus mendatang. Pasalnya, inflasi saat ini masih terkendali.

Hanya saja, jelasnya, saat ini BI perlu melihat likuiditas dan pertumbuhan eko­nomi hingga setelah lebaran. “Masih akomodatif. Kita akan terus lihat dari sisi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi,” kata Juda.

Saat ini, tambah Yuda, nilai tukar Ru­piah dan inflasi cukup stabil. Untuk itu, BI memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate dengan syarat nilai tukar Rupiah tetap sta­bil. “Inflasi masih terkendali ya. Nanti kita lihat,” tutupnya. (Yuska Apitya Aji)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================