HARI Kartini yang diperingati bertepatan dengan hari kelahirannya R.A. Kartini pada 21 April, Ada sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol persamaan gender, emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan dengan tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang dipercayainya.

Oleh: UHAH MAFTUHAH, S.PD.I
(Guru SMK Avicenna Mandiri Kec. Rancabungur Kab. Bogor)

Beberapa dekade setelah beliau me­ninggal, pergerakan wanita semakin ter­asa dan membawa dampak luar biasa. Saat ini, me­lihat kaum perempuan berada di posisi kepemimpinan bukanlah hal yang begitu tabu lagi, meski­pun adat ketimuran yang bangsa ini punya juga tidak sepenuhnya punah, terutama budaya patri­arki.

Sejatinya, apabila belajar dari sejarah kaum wanita pada masa Rasulullah SAW, kita akan men­emukan sifat-sifat mulia yang dapat diteladani dan diterapkan oleh kaum wanita di zaman seka­rang.

Pertama, cerdas dan berwa­wasan luas. Sifat ini antara lain dimiliki ‘Aisyah ra. Ia adalah pa­kar dalam ilmu hukum dan telah meriwayatkan lebih dari seribu hadits Rasulullah dengan sangat teliti, sehingga banyak sahabat yang bertanya tentang masalah hukum kepadanya. Ia menjadi sumber rujukan pokok dan men­dasar dalam masalah sunnah Nabi. Ia guru yang bisa men­jadi tempat bertanya. Ilmu dan pemahamannya sangat disegani oleh para sahabat Nabi. Ia bisa menjelaskan kepada mereka sejumlah hadits yang sulit dipa­hami. Ia bisa meluruskan kes­alahpahaman mereka.

BACA JUGA :  REFLEKSI HARI PENDIDIKAN NASIONAL: REPRESI SISTEM PENDIDKAN DALAM BENTUK KOMERSIALISASI

Kedua, pandai menjaga ke­hormatan, menjadi bagian dari pilar kemajuan, dan menebar­kan rasa tentram. Ketiga sifat tersebut dimiliki oleh Khadijah ra. Ia mempunyai pribadi luhur dan akhlak mulia. Dalam ke­hidupan sehari-hari senantiasa memelihara kesucian dan mart­abat dirinya. Ia jauhi adat istiadat yang tidak senonoh wanita-wanta jahiliyah pada masa itu, sehingga oleh penduduk Makkah ia diber gelar “at-Thahirah” (wanita suci). Ia mempunyai pikiran yang tajam, lapang dada, kuat him­mah dan tinggi cita-citanya. Ia suka menolong orang-orang yang dalam kekurangan dan sangat penyantuk kepada orang-orang lemah.

Khadijah ra. adalah wanita yang pandai berdagang. Perda­gangannya sangat maju, sehingga ia termasuk kategori wanita yang kaya raya. Sejarah mencatat, setelah Muhammad SAW diang­kat menjadi Rasul, seluruh harta kekayaannya diserahkan untuk menopang perjuangan dakwah Rasulullah SAW.

Selain itu, Khadijah ra. adalah seorang istri yang sangat pandai dalam menentramkan hati sua­minya. Hal ini antara lain ditun­jukkan ketika Nabi Muhammad baru menerima wahyu yang per­tama dan pulang dari Gua Hira’ dalam keadaan gemetar dan minta diselimuti. Dalam kondisi seperti itu, Khadijah dengan ten­ang menyelimutinya dan mengu­capkan kata-kata yang mampu membuat Rasulullah menjadi tentram.

BACA JUGA :  APA ITU PATOLOGI ANATOMIK (PA)

Ketiga, tidak mau tertinggal dalam melakukan kebaikan. Si­fat ini tercermin dalam kepriba­dian Asma binti Yazid Ansari ra. Suatu ketika ia diangkat menjadi delegasi oleh kaum wanita untuk mengadukan permasalahannya kepada Rasulullah SAW. Mereka ingin diberikan kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam melakukan kebaikan, misalnya dalam berjuang di jalan Allah, melaksanakn shalat jum’at, menghadiri pemakaman jen­azah, dan amalan-amalan lain­nya. Hal ini dikemukakan karena mereka tidak ingin tertinggal dengan kaum pria dalam melaku­kan amal kebaikan.

Menanggapi pengaduan para wanita tersebut, Rasulullah SAW memberikan jawaban yang sung­guh sangat melegakan hati mer­eka, bahwa jika mereka dapat mengelola rumah tangga dengan baik, memenuhi kebutuhan sua­minya dengan penuh keikhlasan dan mendidik putra-putrinya dengan baik, maka pahala yang akan mereka peroleh sama nilainya dengan kaum pria yang berjuang di jalan Allah.

Ketiga contoh di atas hany­alah sekelumit dari sederetan ke­muliaan yang dimiliki oleh para wanita didikan Rasulullah SAW. Semakin menggali sejarahnya, maka akan semakin banyak ke­muliaan dan teladan yang dapat diambil dari mereka dan diter­apkan dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu’alam

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================